1 Jejak Rasa

Putri Rafi
Chapter #1

Sekolah

Menjelang akhir kelulusan SMP, seorang gadis belia bernama Safira Adinda Rasya yang akrab disapa Fira, masih bingung untuk melanjutkan sekolah ke jenjang berikutnya. Setiap teman-temannya bertanya, ia akan menjawab “rahasia” atau “mau tahu saja”. Sama juga ketika dulu ia akan lulus dari SD, usai nilai ujian akhir keluar barulah Fira menentukan sekolah pilihannya. Alhasil, sekolah pilihan Fira adalah sekolah unggulan dan tanpa berpikir dua kali orang tuanya langsung setuju.

Kini, seluruh siswa dan siswi kelas tiga sedang berkumpul di aula sekolah. Terpampang jelas sebuah tulisan besar di hadapan mereka “ PENGUMUMAN KELULUSAN SISWA/I SMP 222 TAHUN 2005 KOTA SAMARINDA”. Dan, Masing-masing telah memegang sebuah amplop yang berisi selembar kertas bertuliskan lulus atau tidak lulus.

“Ya Allah, kalau aku enggak lulus bagaimana ini? huhuhu...” ujar Nola.

“Ih, kamu jangan begitu! aku jadi takut buka amplop...” komen Brian.

Allahumma inna asaluka salamatan fiddin... “ Roy membaca doa Selamat sambil menepuk-nepuk amplop hingga selesai.

“Lulus... aku pasti lulus, lulus... aku pasti lulus” Siska menatap amplop, tapi mulutnya juga ikut komat-kamit.

Fira merasa jadi kurang nyaman dengan teman-teman di sekelilingnya, ia ingin segera pindah ke tempat duduk yang lain.

“Kalian semua, dipersilahkan untuk berdiri!” kata Pak La, salah satu guru pengajar.

Akhirnya, Fira ada kesempatan untuk pindah. Ia berdiri, lalu lari ke belakang sebelah kiri menghampiri Miko yang memiliki nama lengkap Djatmiko Romo Jayadipura.

“Mik...” Fira memanggil Miko.

“Hai Fir...” balas Miko.

“Ah... jadi nyaman di sebelah Miko. Dari tadi kek!” gumam Fira dalam hati sambil mengulum senyum ke Miko.

“Eh, dari mana? tadi aku cari-cari loh... Tiba-tiba kok nongol dari sebelah”.

Fira terkekeh “hehehe... tadi aku kembalikan komik Bobi, kelas dia kan jauh dari kelas kita."

Miko geleng-geleng “sudah gede, masih saja suka komik."

“Eh, komik bukan cuma buat anak-anak.” Sahut Fira.

“Pinjam komik apa sih?”

“Doraemon” Jawab Fira singkat.

Miko memajukan wajahnya ke hadapan Fira dengan mata yang melebar “Astaga Fir! kalau bukan komik anak-anak, itu komik apa?”

“Doraemon itu beda Mik, orang-orang dewasa juga masih banyak yang suka baca itu. Seru tahu!”

Miko menjadi gemas dengan tingkah Fira, lalu mencubit pipinya yang chubby.

Fira menepuk bahu Miko dengan tatapan kesal dan ketika ia membuka mulut hendak mengeluarkan suara, Pak La kembali berteriak. “Perhatian semuanya! Apakah kalian sudah siap untuk membuka amplop?

“Siap!...” jawab seluruh siswa, kecuali Miko dan Fira.

Miko tersenyum miring dan menjulurkan lidah ke Fira.

Fira melirik sebal ke Miko. Segera ia atur nafas dan melupakan perdebatan, fokus dengan selembar amplop yang dipegangnya.

Pak La memberi aba-aba. “Baik, dalam hitungan mundur! 5, 4, 3, 2, 1... buka!

Seluruh siswa membuka amplop. Beberapa detik kemudian, suasana berubah menjadi riuh dengan suara teriak yang bersahut-sahutan dan tangis haru. Ada yang melompat-lompat, sujud syukur, saling berpelukan, dan berbagai macam ekspresi luapan lainnya.

Setelah membuka amplop, mata Fira berkaca-kaca. Ia menoleh ke Miko. “Mik... Miko... aku, aku lulus. Kamu?” Ucap Fira dengan menahan tangis.

Lihat selengkapnya