Masih dalam rangka liburan sekolah, ibu mengajak Fira dan Fani membuat kue bolu. Ada tiga rasa yaitu cokelat, pandan dan keju. Ibu memasukkan mentega, gula pasir dan margarin dalam sebuah wadah lalu diaduk menggunakan mixer.
“Ibu, Fina mau aduk-aduk. Boleh?” Fina tertarik melihat ibu memegang mixer.
“Boleh sayang.” Kata ibu lalu memberikan mixer ke Fina.
“Fira, tolong loyangnya dioles margarin ya!” Ibu menyuruh Fira.
“Oke buk...” Fira langsung mengambil loyang berbentuk lingkaran, sekotak margarin dan mengoles permukaan loyang menggunakan kuas roti.
Melihat adonan yang diaduk Fina sudah tercampur rata, ibu memasukkan telur satu per satu yang langsung teraduk dengan baling-baling mixer. Fina memperhatikan pergerakan adonan sambil tertawa kecil. Ibu menambahkan terigu, susu bubuk, vanili dan garam serta menekan tombol mixer dan berubah menjadi kecepatan rendah.
“Ibu... tangan Fani pegal.”
“Sini, ibu yang aduk.” Ibu mengambil mixer dari Fani dan mengaduk dengan seksama.
“Fira sudah selesai oles loyang, ada yang bisa dibantu lagi?”
“Enggak ada lagi Fir, adonannya juga sudah tercampur rata. Sekarang saatnya tuang ke dalam loyang”. Ibu menuang ke dalam tiga loyang. Setelah itu menaburkan keju parut ke loyang pertama, cokelat bubuk ke loyang ke dua dan sedikit pasta pandan ke loyang ketiga.
“Ayo! Sekarang kita aduk hingga rata”. Fani mengaduk adonan keju, Fira yang pandan dan ibu adonan Cokelat.
Selesai diaduk, mereka masukkan ke dalam oven dan memanggangnya dengan suhu 190 derajat celcius selama 45 menit.
“Hore... sekarang, tinggal tunggu matang.” Seru Fani melihat tiga loyang dibalik kaca oven.
“Jauh-jauh dari oven dek! Panas...” tegur Fira.
Fani langsung mundur menjauh.
**
Miko menyudahi belajar, kepalanya terasa cenat-cenut.
“Istirahat dulu Mik, nanti lanjut lagi belajarnya. Memang harus banget ya masuk ke SMA 111? Sampai giat banget belajarnya.” Seru bang Amer, kakak pertama Miko.
“Ya, supaya tetap satu sekolah sama Fira bang”. Sahut Miko.
“Astaga... Fira? Eh, kamu suka sama dia?” Amer terkejut dengan ucapan adiknya.
Miko juga kaget dengan ucapan yang keluar dari mulutnya. “Hm... maksud aku, supaya nantinya bisa lanjut masuk kuliah favorit seperti Bang Amer dan Bang Saba”.
“Ck, alasan! Aku sama Saba karena faktor bejo, belajar biasa-biasa saja. Enggak begitu-begitu amat.
“Kalau Bang Amer dan Bang Saba kan memang sudah pintar. Jadi enggak susah-susah belajar kayak aku”. Sewot Miko.
Amer hanya diam dan tak menanggapi perkataan adiknya. Tapi ia menjadi tahu, bahwa Miko mau satu sekolah dengan Fira.
**
Sudah tiga hari, Fira tidak bertemu dengan Miko maupun teman-teman lainnya. Setelah Fira pertimbangkan dengan sungguh-sungguh, ia tetap tidak mau melanjutkan sekolah ke SMA 111. Ada rasa penasaran yang besar dan mulai tertarik dengan sekolah yang direkomendasikan sang Ibu. Dan nanti, Fira akan memberitahu tentang keputusan sekolah yang akan ia tuju.
Tercium aroma harum dari dapur. Fira keluar dari kamar dan benar saja, ternyata tiga buah kue bolu sudah tersaji di atas meja.
“Kak Fira sini! kuenya sudah matang.” Fani melihat kedatangan Fira di dapur dengan girang.
“Harum sekali. Ayo kita potong!” Ajak Fira.
“Sebentar, ibu saja yang potong. Setelah ini kita bagi-bagi ke tetangga ya!”
“Iya buk, tapi kita makan dulu ya bolunya. Hihihi...” Ucap Fani yang dibalas anggukan senyum oleh sang ibu.
Sembari mereka menikmati bolu, Fira menyampaikan sesuatu ke Ibunya. “Buk, Fira mau sekolah di Penerbangan”.
Ibu langsung berhenti mengunyah dan memastikan kembali jika yang dikatakan anaknya itu tak salah dengar. “Mau apa kak?”