1 Jejak Rasa

Putri Rafi
Chapter #13

Rambut Air Mancur

Di sebuah ruangan berukuran 4x4 terdapat beberapa monitor komputer, laptop, CPU dan printer yang tersusun dengan sebuah nomor yang sudah ditempel. Ada keterangan nama pemilik dan tanggal datangnya. Satu per satu, mereka akan dibongkar oleh seseorang. Orang-orang memanggilnya 'tukang servis'.

Si pemilik rumah, memintanya untuk menempati rumah tersebut. Dia adalah Paman dari Miko dan Abang-abangnya. Mereka memanggilnya dengan sebutan ‘Om Alex’. Sudah 4 tahun usaha servis komputer itu berjalan dan laris. Dia tidak melakukan sendiri, dibantu oleh Amer, anak pertama dari pemilik rumah.

Om Alex melihat jam dinding, “Eh, Miko pulang jam berapa?” Tanyanya ke Amer.

Amer sedang fokus menyolder kabel-kabel pada bagian motherboard, “Memang sekarang jam berapa?” Jawabnya tanpa menoleh ke Om Alex.

“Setengah dua belas.”

“Oh, belum Om. Setengah jam lagi baru pulang sekolah.”

Om Alex datang mendekati Amer, “Hm ... Mer, apa Miko enggak suka sama sekolah barunya? Om perhatikan, dia kayak enggak happy.”

Amer mendongakkan kepala menghadap Om Alex, “Namanya juga sekolah baru, Om. Dia masih penyesuaian.”

“Beda Mer. Wajah Miko kelihatan banget kalau sedih. Padahal teman-teman SMP dia kan juga banyak yang sekolah di sana. Jangan-jangan, dia dikerjain sama kakak kelasnya ...,“ujar Om Alex.”

Amer menghela nafas. “Sebenarnya, itu masalah hati. Om, ingat Fira?”

“Iya, ingat. Fira kenapa? Hati dia bermasalah? Sakit?” Ucap Om Alex serius.

Amer tertawa, hahaha ... bukan begitu Om! Fira sehat, bukan organ hati. Ah! masa enggak paham sih?”

Mata Om Alex melebar, “oh ... hati, jatuh hati maksud kamu?”

Amer mengangguk.

“Wah gawat! bahaya itu. Cintanya Miko ditolak atau apa?”

"Enggak ditolak dan enggak diterima juga, Om. Miko enggak bilang perasaannya ke Fira."

Amer berdiri dan ia menyudahi pembicaraan dengan Om Alex. Dia mau jemput Miko saja, karena ucapan Om barusan jadi ingat kalau SMA 111, terkenal dengan sebutan sekolah penjara. Disiplin ketat dan senioritas , dia enggak mau Miko kenapa-kenapa dan harus mau untuk diantar jemput Amer setiap hari selama MOS berlangsung.

Lanjut Amer, “Nanti aku ceritakan semuanya, mau jemput Miko dulu ya. Assalamualaikum.”

“Wa alaikumsalam,” jawab Om Alex.

Amer sudah tiba di sekolah Miko, ia turun dari mobil. Ada beberapa orang juga yang sedang menunggu anak-anaknya keluar dari gerbang sekolah.

Tampak banyak siswa yang masih berdiri di lapangan. Dan mereka adalah para murid baru. Dari celah-celah gerbang, Amer terkejut melihat Adiknya sedang berdiri di depan menghadap ke seluruh kawan-kawan dengan rambut kuncir dua, seperti air mancur dikepala dan wajahnya pasrah dibentak-bentak salah satu senior. Tidak ada satu guru pun di sana.

Saat itu juga, Amer terbakar emosi. Ia membuka engsel gerbang yang masih rapat dan mendorongnya dengan kasar.

Lihat selengkapnya