1 Jejak Rasa

Putri Rafi
Chapter #15

AFP dan AEI

Fira berada di lapangan, berdiri sejak 15 menit yang lalu. Mulai dari persiapan upacara hingga prosesi berjalan. Ia menyimpulkan, bahwa sekolah ini suka sekali dengan kegiatan upacara atau apel. Baris dengan rapi dan tinggi pendek yang disesuaikan, posisi badan tegap dan pandangan lurus ke depan.

Bahu Fira pernah di tepuk oleh patroli siswa, karena sesekali membungkuk. Berdiri bikin punggung dan bahunya terasa pegal. Apalagi hari Senin, sudah jadi satu hari yang pasti untuk melaksanakan upacara, kecuali hujan deras.

Mereka masih berbaris sesuai dengan formasi saat MOS, otomatis masih bersama Edwin yang sebagai ketua regu. Yang beda, seragam mereka sudah sama seperti para senior. Putih abu-abu.

Saat upacara berlangsung, sedang dinyanyikan lagu kebangsaan tiba-tiba perut Fira merasa sangat mulas, “Aduh, ada apa ini perutku?” Salahnya tadi pagi, karena sesudah sarapan ia meminum susu UHT.

Fira menekan perut sambil berpikir, “Bagaimana caranya, ya? Aku harus keluar dari barisan."

Cuma ada satu arah untuk keluar dan masuk lapangan. Tapi ada dua pintu, yang satu warna biru tua dan yang satunya lagi gerbang jeruji besi. Posisi Fira berada di tengah-tengah, dan jaraknya ke setiap pintu kira-kira 12 meter. Ia putuskan untuk lewat pintu biru tua, karena ke toilet lebih dekat.

Fira semakin terdesak, dahinya berkeringat dan harus segera buang air, cepat-cepat Fira mundur ke barisan belakang.

“Ada apa, Fir?” Tanya salah satu kawan Fira.

“Aku ada urusan. Mau keluar barisan dulu,” jawab Fira asal.

Ketika pembina upacara mulai berpidato, ia langsung lari menuju toilet sekencang mungkin. Sontak saja, seluruh mata melihatnya, hingga ia hilang dibalik pintu. Sayangnya, Fira menutup kembali pintunya dengan keras sehingga, menimbulkan bunyi dentuman.

Untung saja, itu tidak menghentikan jalannya upacara. Tapi menimbulkan pertanyaan di benak banyak orang, “Dia kenapa?”

**

Fira keluar dari toilet dan mengusap-usap perutnya yang rata, “Ah ... lega,” ujar Fira dengan suara kecil.

Masih terdengar suara dari lapangan besar. Upacara belum selesai, Fira enggan kembali. Malu juga kalau ia masuk ke barisan lagi. Karena akan menjadi pusat perhatian untuk kedua kalinya. Akhirnya Fira lanjut berjalan dengan niat menuju kelas.

Fira melihat suasana UKS dan ada dua orang senior yang mondar-mandir di sana. Itu menarik perhatiannya. Semasa SMP, Fira pernah menjadi bagian dari PMR (Palang Merah Remaja). Ia melewati UKS dan ada seseorang yang dikenalnya sedang berbaring dengan wajah pucat. Fira memutuskan untuk masuk.

“Edwin, kamu kenapa?”

Edwin membuka mata dan menjawab, “Pusing. Seperti banyak kunang-kunang ....”

Fira berpikir sejenak, “Kamu sudah sarapan?”

“Sudah, tapi cuma dua suap nasi. Terus minuman sereal secangkir.”

Fira menepuk jidat, “Ya ampun, Win ... Badan sebesar kamu cuma makan dua suap sama minum sereal seuprit.

“Fira?”

Fira terkejut, ternyata ada senior yang datang. Dia bernama Riko, kakak kelas 3.

“Halo Kak, maaf tadi saya lihat Edwin. Akhirnya, saya masuk saja ke sini. Soalnya, dia sendirian,” Fira menjelaskan.

Lihat selengkapnya