1 Jejak Rasa

Putri Rafi
Chapter #16

Tamu Sekamar

Siang itu, Fira pulang sekolah sendirian. Tadi Riri izin pulang lebih dulu, karena ada keperluan katanya. Fira berjalan kaki bersama kawan-kawan yang lain, ada yang baru kenal dan ada pula yang sudah kenal sedari MOS kemarin.

Sampai di kos, Fira pun berpisah dari kawan-kawannya. Ada sebuah mobil Suzuki Katana berwarna putih yang parkir di halaman,“Sepertinya, ada tamu,” ujar Fira dalam hati. Ia pun lanjut masuk ke rumah.

Ceklek. Fira membuka pintu kamarnya.

“Fira ...,” panggil Riri dengan semringah.

Sejenak Fira belum paham, seketika perhatian orang-orang yang bersama Riri yang berada dikamarnya. Dan, oh ternyata mereka itu adalah Ibu, Kakak dan Adiknya Riri.

“Hai ...,” sapa Fira masuk kamar dan langsung menyalami mereka.

“Fir, setelah kamu ganti baju kita makan siang di luar ya,” ucap Riri.

Fira menyahut, “oke.”

Lekas-lekas ia mengganti pakaian, menunaikan salat zuhur dan mereka jalan bersama. Yang menyetir mobil, pacar Kakaknya Riri. Mereka memanggilnya Mas Tio.

Fira tak menyangka, jika keluarga Riri datang secepat ini. Sepertinya, baru kemarin Riri cerita tentang rencana kedatangan keluarganya.

Mama Riri, yang duduk di sebelah Fira membuka pembicaraan, “Fir, maaf ya kalau Riri sering menangis. Karena baru kali ini, dia jauh dari kami semua.”

“Iya ini! cengeng ...,” ucap kakak Fira yang menoleh ke kursi bagian tengah.

Fira tertawa simpul dengan menangkupkan tangan kanannya ke mulut, “Iya enggak apa-apa. Sama saja Tante, kalau rindu orang tua dan adik, saya juga menangis.”

“Tu ... Fira hebat, padahal kan sama-sama merantau. Dari Kalimantan pula,” kakak Riri menambahkan.

Sttttt ... kamu itu! Riri dan Fira kan beda. Seiring berjalan waktu, Riri bakal betah kok. Ini masih proses,” Mama Riri menegur anak sulungnya.

Fira hanya diam mendengar ocehan mereka, hingga tak terasa sudah sampai di rumah makan tujuan.

**

Fira sedang berkutat dengan ponselnya. Ia berkirim pesan dengan Ayah dan Miko. Keluarga Riri sedang asyik juga berceloteh yang sekamar dengan Fira. Dia tak begitu mendengarkan pembicaraan mereka, karena menggunakan bahasa Madura. Fira tak paham dan itu baik-baik saja baginya.

Sedari tadi, Riri memperhatikan Fira. Dan dia tampak biasa saja dengan kehadiran keluarganya.

Cie cie... yang lagi kasmaran,” Riri menegur Fira.

Fira masih terpaku dengan ponselnya.

“Eh, dia enggak sadar kalau di tegur,” kata Kakaknya Riri.

“Fir, Fira ... sedang kirim pesan ke pacar ya?” Ujar Mama Riri.

Lihat selengkapnya