1 Warisan Istimewa

zahro ikrima
Chapter #2

Chapter#2

Hadir lah Roda-roda yang berputar dari kursi roda pasien,roda kaki kasur jalan yang di isi oleh pasien yang kecelakaan helikopter kemarin,ia di pindah di sebuah kamar pasien biasa,bersama sekumpulan pasien lainnya yang tertutup oleh tirai kain rumah sakit,bau obat-obatan menyengati lubang hidung yang buat terasa sehat lingkungannya,pasien pun di taruh di kasur medis yang ada disana membenarkan infus yang tergelang oleh pasien sejak kemarin,lalu di tinggalkan di balik tirai dan memberitahu ke pada saksi mata,dan menginfokan sudah beri tahu pada keluarga nya dari kota Peri tapi tidak terangkat telponnya,yang mungkin efek dari kejadian gunung Merapi yang dahsyat yang menumpahkan setengah pulau,sampai para warga mengungsi,yang buat panggilan terblokir sementara waktu,setelah itu Lupi dan Zakira,menjenguk pasien tersebut,membukakan pintu kamar yang terisi banyak pasien juga yang sedang di rawat dan istirahat yang tertutup tirai,bau obat obatan pun menghampiri,lalu mereka berdua menghampiri tirai yang di maksud dan membuka setengah tirai,dan menghampiri pasien,dilihat pasien masih dalam keadaan belum sadar,dan di samping ada 1 mahluk yang baru dilihat mereka sebelum nya,ternyata pasien itu keturunan kerajaan Peri,putra mahkota peri,entah mengapa setelah kemarin ia mengucapkan kalau dia,keluarga peri,dan warga mengatakan sudah masuk agama Islam.


Namanya Bintang Atala,yang di temani mahluk baru yang unik dan lucu,mereka masih dalam keadaan belum sadarkan diri,Lupi lalu duduk di samping pasiennya,Zakira pun duduk di tempat lain,mereka memandanginya dengan cemas,dan doa untuk pasien agar lekas sembuh,tak lama pasien pun bangun dari tak sadarnya,ia membukakan mata nya perlahan,dan melihat sekeliling,tatapan tertuju pada seseorang yang menemaninya,dalam keadaan lemas,ia memandangi mereka dengan bingung,lalu Lupi membuka pembicaraan.


"Salam pangeran Bintang,kamu sudah sadar?,kamu sekarang sudah di rumah sakit Bunga kota Flower,ini kami para putri Roowfrolas,kami menemukanmu semalam dalam keadaan tidak bagus,apa kamu mengenali kami?"Lupi dengan senyum lembut.


"K_kalian?siapa kalian ini?dan aku?pangeran?apa namaku seperti itu?dimana aku?a_apa yang terjadi dengan ku?mengapa aku tidak tau apapun?,dan aku hanya mengingat...kecelakaan aneh..."Bintang sambil memandangi tubuhnya dengan gemetar lalu menutup mata berusaha menghiraukan setengah memori buruk itu.


Ruangan terdiam ,ruangan di penuhi tanda tanya,Lupi dan Zakira saling padang satu sama lain,isi pikiran mereka bertanya,apa yang terjadi dengan bintang,mengapa ia tidak ingat dirinya sendiri,lalu lupi memanggil dokter,untuk mengecek keadaan bintang,setelah di cek ada masalah dengan otak nya yang membuat ia amnesia,hilang memori,dan hanya punya setengah memori perkara kejadian,ia seperti terkena benturan batu saat keluar lompat dari helikopter,padahal tidak ada bekas darah di kepala hanya pipi yang mungkin tergores batu kerikil,Lupi dan Zakira terdiam dengan wajah lesu,sedih dengan takdir yang dialami pangeran bintang,tapi apakah bisa diobati?,menurut dokter itu,akan pulih jika ia di beri obat,obat-obatan yang terbungkus langsung di keluarkan dari laci dan diberikan kepada mereka,lalu mereka kembali ketempat bintang di rawat,Bintang di kamar hanya terdiam menatapi masa lalu yang di alaminya yang belum ia ketahui maksudnya,lalu melihat 2 cewek tadi,yang ternyata sudah membawa obat-obatan dan suster membawa makan siang khusus untuk pasien,di buka lah makanan itu dari tutup omplennya lalu suster mulai menyerok makanan pertama untuk Bintang,dan mulai menyuapinya,tapi Bintang menolak,ia ambil omplen itu dan memakannya sendiri,yang ternyata lapar dan habislah makanan tersebut tak tersisa,lalu Lupi memberikan obat kepada Bintang yang sudah di buka bungkusnya dan tertaruh di sendok,Bintang menolak lagi,sambil mengeleng kepala dan menjauh dari obat,Lupi lalu menyipitkan mata,lalu ia mengucap ayat yang tren di indonesia yang akan membuat pangeran menganga mulutnya.


"Kupasrahkan Pada tuhan yang maha esa...omg awannya bentuk love"Lupi sambil menengok kearah jendela.


Bintang langsung menengok dan mulut menganga yang langsung di isi dengan obat,dengan ucapan bismillah,di lemparin dengan kecepatan cahaya,lalu di beri air minum mineral yang terdapat pipet botol minum anak tk,dan tersedotlah air-air di dalam sampai puas mahluknya,lalu mahluknya pun diam lihat televisi yang ada di depan dinding tengah ruangan,menonton kartun kucing dengan roti awan buatan cinta ibu,

Tak lama kemudian mahluk yang menemani bintang akhirnya bangun juga,lalu ia langsung menghampiri untuk memeluk rindu karena selamat tuannya,tapi sayangnya pangeran tidak mengenalinya,pangeran hanya diam tanpa balasan,mahluk itu lalu lari keluar dari ruangan,dengan air mata jatuh,ia tau kalau tuannya lupa ingatan,ditinggalkan lah bintang tidak ada pertanyaan dan percakapan ia beri kesunyian sampai dia pulih,tiap hari kegiatan itu di lakukan,setelah mendingan,ratu Lupi dan putri Zakira hadir kembali bersama temannya Bintang.


" pagi...bagaimana keadaan mu pangeran bintang?pasti sudah pulih...."Zakira samping Lupi dengan senyuman.


Bintang hanya membalas dengan senyuman tulusnya.


"Pangeran Bintang,mari kita pulang,tapi untuk sekarang kita pulang ke istana permata Roowfrolas"temannya Bintang.


"Mengapa tidak pulang kerumah?,setidaknya agar mungkin aku bisa mengingatnya lagi..."Bintang dengan heran dan 1 alis terangkat.


"Em...itu,...kita bicarakan nanti tunggu kamu pulih semula..."temannya Bintang.


Bintang pun turun dari kasur medis,memasukkan kedua kakinya ke dalam sandal tidur,dan berjalan perlahan yang di iringi oleh para putri roowfrolas dan temannya,menuju keluar ke mobil kepunyaan ratu Lupi,setelah masuk mobil,ia memasuki ruangan mobil 2 yang terdapat tempat tidur mini yang indah,lalu ia di suruh tidur di kasurnya,mini dan empuk di temani dengan temannya Bintang duduk di sampingnya,para putri Roowfrolas duduk di sofa ruangan 1 di dekat supir,singkat nya sesampainya di istana permata,mereka 4 keluar mobil lalu memasuki istana permata,setelah memasuki ruangan.



"Omg. rumah mu indah sekali yang mulia.luas dan berkilau..."Bintang sembari mengamati ruangan 1 yang penuh hiasan dan lukisan,pernak pernik indah.


"Pangeran bintang ini...biasa aja kok,ini hanya peninggalan orang tua ku.kalau suka,terimakasih..."lupi dengan senyum tulus dan percaya diri.


Lalu mengeluarkan kertas yang ia simpan di sakunya.


"Ha!,aku penggemar berat mu.boleh minta tanda tangan?." Bintang sambil menawarkan kertas.



"Emm boleh" Lupi mulai mengeluarkan pulpennya yang rangkaiannya berbentuk kristal berwarna purple muda.




Lupi pun melepaskan tutup pulpennya, mendekatkannya kepada kertas tapi tidak jadi ada tulisan di situ.




"ada tulisan?! apa gak papa?" Lupi menunjukan tulisan di kertas.




"What? Iyakah?" Bintang melihat tulisan di kertas dan membacanya.




Lupi dan Zakira saling pandang lalu melihat ke Bintang melihat kertas yang di pegang Bintang temannya Bintang juga melihat tulisan itu dari atas kepala Bintang.




Batin Bintang "tulisan ibu?!"saat ia melihat ada sebutan ibu untuk Bintang




"What! apa?" Bintang dan temannya terkejut akan tulisan yang Bintang baca barusan.




"Apa yang terjadi?" Zakira.




"Apa terjadi sesuatu?" Lupi mereka mulai bingung.




"Aku mau ngasih tau sesuatu kalau..." Bintang.




"Kenapa?" Zakira Lupi bersamaan yang penasaran.




"Kerajaan permata dan kupu-kupu dalam bahaya!" Bintang ekpreksinya datar dan sedikit cemas.




"Apa?!!" Zakira dan Lupi saling pandang.




"Coba baca tulisan yang ku bawa ini" Bintang menyodor kertas tertulis ke mereka.




Dengan ragu dan sedikit cemas pelan-pelan mengambil kertas itu, belum juga mengambil tiba-tiba bunyi handphone Lupi berdering.




jadi Zakira yang mengambil dan membaca tulisan tersebut.




Zakira pun terdiam dan sedikit bingung akan maksud tulisan itu.




Lupi mengambil handponenya, ternyata ibu ratu kupu² menelpon, ia pun menerima telpon itu dengan mode suara pengeras.




"Ee... guys ini maksudnya giman_" Zakira belum selesai bicara di potong sama Lupi.




"Assalamu'alaikum bu, ada apa nelpon Lupi?" Lupi.




"Waalaikumsalam.nak!, cepat persiapkan bala tentara prajurit Sekarang juga!..." ratu zahira dengan memakai aerpone di telinga untuk menelpon.




"Apa apa bu?, dan kenapa sekarang?" Lupi.




"Sudah tidak ada waktu, saat ini kerajaan kupu-kupu sedang di serang!" ibu Zahira sambil melawan musuh di depan dengan pistol yang di beri kekuatan.




"Apa diserang?!!" Lupi matanya membulat, Zakira, Bintang, dan temannya Bintang pun sama terkejut.




"Iya cepat kirim prajurit tambahan, kami kekurangan pasukan, Bala tentara musuh lumayan banyak dan susah di kendalikan!." ibu Zahira.




"Kami ikut juga untuk membantu!." Lupi dan Zakira menganggukki.




"Jangan!, kalian tidak boleh kemari! hanya prajurit saja yang datang kesini!." ratu Zahira lalu melawan dengan payung yang di beri kekuatan.




"Kenapa yang mulia?.kita kan bisa melawan juga." Lupi terheran.




"Karena kalian berdua dengan pangeran peri adalah kunci dari ini semua..." ratu Zahira.




Lupi, Zakira, dan Bintang pun terdiam dan bingung.




"Apa maksud mu yang mulia.?" Lupi.




"tidak apa waktu untuk di jelaskan! Cepat!, kirim prajurit tambahan, secepatnya bubarkan acara bati, dan kalian pergi secepatnya dari kerajaan putri, karena di situ sudah tidak aman untuk kalian!" ratu kupu-kupu.




"Dan pangeran Bintang, kamu pasti sudah di kerajaan kami, mohon maaf tidak bisa bertemu karena ada kendala disini, aku percaya padamu, tolong jaga anakkami,.yang paling utama Ratu Lupi.." Ratu Zahira




"B_baik yang mulia..." Bintang dengan gugup.




"Udah itu saja, Assalamu'alaikum." ratu Zahira.




"Waalaikumsalam." mereka berempat bersama-sama.




setelah itu ibu Luna mematikan telponnya.




"Zakira cepat kamu bubarkan acara diluar sana, aku akan menelpon komandan ganza untuk beritahu dan mengirim bala tentara." Lupi.




Zakira mengacung jempol oke, dan pergi menuju depan kerajaan menggunakan sepeda listrik.




"Terus, aku ngapain?." Bintang.




"Kamu juga boleh ikut Zakira buat evakuasi warga diluar." Lupi.




"Gak deh disini aja, kan..., saya di suruh jaga yang mulia ratu... hehehe." Bintang sambil garuk kepala yang tidak gatal.




"Hmm.terserah kamu deh." Lupi sambil memutarkan bola mata dengan malas.




Lupi sudah menelpon komandan ganza, dan Zakira sudah kembali dengan selamat walafiat.




"Baiklah karena semua sudah disini, ayo kita pergi dari sini." Bintang.




Lihat selengkapnya