1 Warisan Istimewa

zahro ikrima
Chapter #3

Chapter#3

"Seterah deh, yang penting, cepat Selesaikan semua ini" Vina dengan tegas reflek memoncongkan bibir karena sedikit sebel dan berbalik menuju sebuah tempat.

 

Tap tap tap

 

Tiba-tiba Vina teringat sesuatu kalau ia membawa Liza dan mengurungnya di ruangan bawah tanah di ruang penyimpanan, ia ke kamarnya membuka pintu, membuka laci lemari dan mengambil kartu (yang isinya kode untuk masuk ruangan khusus), menutup lacinya dan pergi meninggalkan kamarnya sambil menutup pintu kamar.

 

Menuju ruang bawah tanah, ngawasi sekitar was-was siapa tau Liza bisa lolos kabur dari ruang bawah, dan mungkin lewat situ, sesampainya disana seperti biasa tempat nya masih dalam keadaan normal, pintu utama bawah tanah masih tertutup rapat dan untuk membuka pasword masih berpungsi tidak rusak.

 

sebelum masuk, ia menoleh kekanan kiri, Was-was takut ada yang mengawasi, setelah di rasa aman ia mengeluarkan kartu tersebut dan menempelkannya pada pasword tersebut, pintu pun terbuka, Vina masuk ruangan itu dengan santai.

 

Tap tap tap

 

Membuka pintu yang terkunci, dan menutup nya kembali, ruangan yang dimasuki penuh dengan berbagai macam barang yang di susun rapi, tapi agak berdebu karena jarang orang datang dan di bersihkan.

 

Ruang sekeliling sedikit dipenuhi sarang laba-laba yang membuat ruangan agak seram, Vina perlahan-lahan berjalan dengan santai dan tajam, berjalan menuju seseorang terlihat ada Liza yang masih tangan terikat kebelakang, dan mulut yang tebekap oleh kain.

 

Liza yang tadi tidur sebentar untuk memulihkan energi ia terbangun, pandangan yang pertama Liza adalah Vina langsung mata terbelalak kaget dan membentontak berusaha melepaskan tali dan kain yang membekap di mulutnya.

 

"Hai Liza anak yang cantik dan imut..." Vina mendekat sambil menyungingkan senyum miring dan memegang dagu Liza.

 

Liza berusaha menyingkirkan dengan menggeleng-geleng dari tangannya Vina.

 

"Maaf ya aku mengurung mu disini, tapi, ya,.. Sudah terlambat,... kamu sudah tau semuanya yang sebenarnya.." Vina sedikit menjauh dari Liza dan melepas dagunya Liza.

 

"Hhmmm" Liza berusaha mengucapkan sesuatu tapi tidak bisa.

 

"Kamu, akan tinggal di ruangan ini untuk sekarang, sampai?..., sampai mana ya?, oh ya, sampai aku mendapatkan tahta dan menyelenyapkan semua keluarga kerajaan bunga dan peri, untuk apa coba?? kunci untuk mendapatkan pedang Bhima Syoraya sakti, huahahaha.." Vina tertawa.

 

Liza bingung dan tidak mengerti akan apa yang di ucap oleh Vina, pedang Bhima Syoraya sakti?! Bagaimana dia tahu tentang ini dan kunci untuk Mendapatkan pedang itu kembali, adalah para keturunan kerajaan?? benar kah itu?

 

"Kamu pasti mau bilang sesuatu kan?! Akan ku kasih kesempatan bicara.." Vina membuka dengan kasar kain yang terikat di mulut Liza.

 

"Ayo cepat bicara" Vina berjongkok.

 

mengambil napas "ketua Vina maksud kamu apa ha?! pedang Bhima Syoraya sakti, sejak kapan di kota bunga kita ada!, kamu ngawur aja!" Liza pura-pura tidak tau, suara sedikit serak karena dari kemarin belum minum.

 

"Astaga kamu ini, minum-minum dulu suara kamu serak itu" Vina menyodorkan botol minum tersedia yang ia bawa.

 

"Tidak terimakasih, aku tak mau air, takut nya kau kasih racun tu air!" Liza balik muka.

 

"Oi lah kamu ini ya, kalau ini ada racun gak bakalan aku minum kali! nih ya aku minum" Vina mulai meminum air itu.

 

"Lihat aku baik-baik aja kan?, nih air nya mumpung aku baik ini" Vina menyodorkan lagi air minum itu.

 

"Macam mana aku mau minum kalau, tanganku pun terikat gini!" Liza ngotot.

 

"Eh iya ya" Vina sambil garuk kepala.

 

Liza -_- "hmm", mendehem kesal dengan tatapan sinis.

 

"Yaudah, nih aku bantuin kamu minum, aku pegangin nih" Vina menyodorkannya ke bibir.

 

Liza pun langsung meminumnya dengan sangat unik, di gigit botol nya, dan ketika minum di angkat keatas dengan mendongakkan kepala, lalu dia minum semua dengan cepat "glug glug" suara air ya g diminum (perut kayak galon kali ya 🗿🗿🗿) sampai habis air nya setelah itu buang ke tempat sembarang.

 

mulutnya Vina menganga dan mengerdipkan matanya karena adegan Liza minum air.

 

Lihat selengkapnya