10.10: waktu aku mencintaimu

Senja Ariesti
Chapter #9

—spin off : Terpaksa

Jika ada waktu, dimana Elang bisa pergi dan memilih untuk tidak peduli, maka Elang ingin berada di sana.

Elang ingin bersikap acuh, dan seolah menutup mata dan telinganya untuk seorang Helma Wijayanto.

Kekerabatan yang keluarganya dan keluarga Helma miliki memang bukan ikatan yang biasa. Mereka sudah seperti keluarga, walau Elang tidak pernah menganggap demikian.

Sejak pertemuannya dengan Helma saat masih berumur 6 tahun, Elang memang menyukai Helma. Sosok gadis cantik yang pintar dan juga berwibawa. Mereka seumuran, tetapi Helma selalu akselerasi hingga selalu berada di atasnya.

Helma yang lugu dan polos, seolah berubah menjadi monster. Monster penggila belajar, popularitas, dan perfeksionis. Semenjak Helma berubah, Elang kehilangan sosok Helma yang dulu, Helma yang selalu mengajarinya dan mengayominya.

Hingga tiba saat itu. Saat dimana Elang memilih pergi dan pura pura tidak mengenal Helma. Tetapi Helma menangis, meraung dan berjanji tidak akan seperti monster lagi. Semakin Elang menolak, semakin Helma berbuat hal hal yang gila.

Helma depresi. Kehilangan Elang bagai kehilangan penyemangat dalam hidupnya. Maka, Elang tidak punya pilihan lain, selain membuat perjanjian diatas materai bersama gadis bertubuh indah tersebut.

Pacaran, adalah hal yang Helma paling inginkan, sementara Elang tidak. Tetapi demi kondisi kesehatan mental Helma, Elang mengiyakan. Elang biarkan, Helma berbuat sesuai kehendaknya, selama tidak mengganggu kehidupan pribadi Elang.

Elang jatuh cinta pada Saki, bahkan ketika jumpa pertama. Saat itu sore hari yang mendung, ditambah dengan suasana hati Elang yang hancur karena beberapa masalah, tapi Saki dengan sukarela tersenyum, walau Elang tahu, tidak ada yang istimewa dari senyuman itu.

Hanya senyum biasa, tetapi berefek besar pada hatinya.

Sejak hari itu, hanya nama Saki yang ada di hati dan pikirannya. Menjadikan gadis galak itu sebagai pusat atensi dan pusat hatinya bermuara.

Semua akan baik baik saja, selama Helma tidak tahu. Walau Helma mengiyakan perjanjian kontrak pacaran itu, tapi Elang sangsi, bahwa Helma akan membiarkan jika Elang jatuh cinta pada gadis lain. Apalagi gadis itu hanya seorang Saki. Gadis biasa yang jauh dari definisi sempurna.

"Sorry, telat."ujar Elang saat melihat Helma merengut dengan tangan bersidekap.

Lihat selengkapnya