Disinilah gue berada. Duduk di antara Elang dan juga Tora, yang tadi ngakak abis, pas lihat kondisi Elang yang emang memprihatinkan.
Elang yang pendiem, dan Tora yang bar bar, bikin suasana jadi kayak nano nano. Tora berisik banget, sementara Elang senyap tanpa suara.Tora daritadi ngoceh gak jelas, sementara Elang cuma perhatiin gue dan Tora bergantian, seakan pengen bertanya sesuatu.
"Gak nyangka njir! Gue ketemu kalian pas bolos, haha. Saki bisa bolos? Dan elo," Tora nunjuk Elang, make jarinya yang songong banget, "Enggak gue kira lo ternyata bisa bolos juga, hahaah"
Gue tutup kuping gue. Sumpah, si Tora ini berisik banget. Enggak di kelas enggak di luar sekolah, sama berisiknya. Mungkin nama Tora adalah plesetan dari Toa, tapi karena namain anak Toa itu aneh banget, jadi emaknya Tora namain dia Tora, biar gak aneh aneh banget.
"Bacot sumpah! Berisik Tor!"ketus gue sambil mencak mencak ke dia.
Elang berdiri, yang sukses bikin gue sama Tora mendongak ke arah dia.
"Mau kemana lo?!"teriak Tora pas lihat Elang jalan menjauh. Gue juga melotot, karena kaget ternyata gue ditinggal sama Elang.
Gue berdiri, dan mau ngejar Elang, tapi ucapan Tora langsung bikin gue berhenti dan noleh ke arah dia.
"Seru kayaknya, kalau gue aduin ke kepala sekolah."
"Maksud lo?"
Gue lihat, Tora senyum miring. Mukanya jadi serem banget kalau kayak gitu. Binar jenaka di matanya hilang, terganti sama tatapan licik dia yang enggak gue paham kenapa.
"Ck—bercanda. Gue gak akan bilangin elo kok, Sak."
Dia langsung ketawa. Binar jenakanya balik lagi, wajah slengean khas dia langsung muncul lagi, dan entah kenapa bikin gue ikut ketawa dan ngerasa lega.
"Asal, lo mau kabulin satu permintaan gue"ujar Tora yang bikin tawa gue langsung berhenti.
"Apa?"
"Lunasin kas gue, bulan iniiii aja. Ya?"
¤¤¤
"ELANG! IH, TUNGGUIN GUE KENAPA!"
si Elang kayaknya udah budek deh. Gue panggil panggil, tapi dia terus aja jalan, seolah dia enggak dengar gue teriak.
Jadi nyesel juga ikut dia bolos kayak gini. Tapi ya, gimana? Kepalang nyebur, mending renang aja kan sekalian? Sama sama basah. Ya, ibaratnya gitu, soalnya, mau balik ke sekolah juga gimana? Kepalang tanggung gitu.
"Elang!—Aw!"
Sialan, gue jatoh karena tali sepatu gue terlepas dan gak sengaja ke injek sama gue. Alhasil, lutut gue luka dan pada baret kecil kecil gitu.
RIP lutut mulus gue.
Tapi, akhirnya Elang mau noleh juga ke gue. Dia langsung lari, dan hampiri gue yang jauh di belakang dia. Dia panik banget, buktinya, sekarang dia buru buru samperin dan lihat lutut gue yang berdarah.
"Kenapa lari? Letoy aja belagu."
Buset deh, gue dikatain letoy. Emangnya gue lari buat ngejar siapa sih?
"Kok nyalahin gue sih?! Elo tuh yang lari terus sampe gue lari lari kayak gini!"
Dia hembus nafas pelan lagi, terus natap mata gue, sambil senyum kecil. Sialnya, gue baru sadar, kalau senyumnya dia manis banget, apalagi kalau cuma senyum sedikit gitu. Eh, gue ngomong apa sih?!