10.10: waktu aku mencintaimu

Senja Ariesti
Chapter #26

-spin off : Agoraphobia

Agoraphobia dan Thanotophobia. Kurang lebih, itulah yang dokter katakan kepadanya ketika dia memeriksakan kejiwaannya.

Vonis itu, membuat Helma Shock sehingga drop hingga beberapa hari. Mengkonsumsi Painkiller pun tak juga membuat rasa cemas dalam dirinya hilang.

Entahlah, semenjak rasa obsesi membelenggunya, Helma jadi sering merasa cemas. Hingga ternyata, rasa cemasnya ini adalah suatu bentuk dari kemunduran mentalnya.

Helma selalu dituntut untuk sempurna. Segala hal ia kuasai, hingga rasanya, semua hal bisa dengan mudah ia dapat. Ia pintar, ia cantik, ia jago di semua bidang, tapi kenapa, orang orang terdekatnya justru pergi darinya?

Di mulai dari teman teman sejatinya. Satu persatu pergi meninggalkannya karena menganggap Helma mengerikan. Semuanya pergi, meninggalkan Helma yang kian hari kian merasa cemas dan takut ditinggalkan.

Setiap semester bagai neraka bagi Helma. Dia cemas, cemas kalau sampai posisinya tergantikan. Apapun akan ia lakukan, agar posisinya tetap sama.

Tapi, seseorang justru semakin menjauh. Semakin ingin Helma menggenggamnya, semakin kuat pula orang itu meronta.

Baginya, tak masalah kehilangan seribu orang teman, asalkan Elang tidak pergi. Elang satu satunya harapan yang ia punya, agar kewarasan tetap dimilikinya.

Tapi sekarang, Elang hadir dan mengatakan hal yang paling Helma takutkan.

Putus.

Ya, tepat tanggal 20 Agustus ini, kontrak antara dia dan juga Elang berakhir. Dan dari beberapa informasi yang Helma dapat, dua hari lalu, Elang dan Saki resmi berpacaran.

Ya, Elangnya dimiliki gadis lain, yang kategorinya jauh dibawah dirinya.

Tapi melihat betapa bahagianya Elang, membuat Helma sedikit sadar, bahwa bahagianya Elang memang bukan terletak dalam dirinya.

Kesederhanaan seorang Saki, membuat Elang bahagia. Dan itu, sudah cukup membuat Helma sadar, bahwa dirinya sudah kalah.

Dia harus melepaskan Elang, dan membiarkan Elangnya bahagia.

"Oke, kita resmi berakhir hari ini, Elang."ujar Helma sambil menatap wajah Elang yang nampak lega.

Elang menghembuskan nafasnya pelan. Kalimat Helma tadi, adalah kalimat paling menyegarkan yang pernah ia dengar.

Akhirnya, ikatan itu terputus juga.

Elang bebas. Dan Elang dapat mencintai Saki sebebas dan seleluasa yang ia inginkan.

Lihat selengkapnya