1 bulan udah, gue pacaran sama Elang. Menyenangkan dan juga menyesakan diwaktu bersamaan.
Menyesakannya adalah, dia masih belum terbuka sama gue, dan masih banyak rahasia yang enggak gue ketahui.
Kayak sekarang, dia kayak lagi banyak pikiran, tapi gak mau cerita ke gue. Sebagai pacar, gue udah dengan baik menawarkan diri, kalau dia bisa cerita sama gue kapanpun dia mau, tapi dia cuma geleng dan berusaha buat terlihat biasa biasa aja.
"Lo beneran gak mau cerita? Kenapa sih, Lang? Gue merasa gak guna banget jadi pacar lo."
Kebetulan, perpustakaan gue yang sepi memang lagi sepi. Dan semenjak pacaran sama Elang, kita selalu kesini buat ngobrol dan belajar bareng. Gak mojok kok enggak, cuman rada nyepi aja. Hehe.
"Serius mau dengarin? Lo gak akan cemburu?"tanya Elang ke gue.
"Iyaaaa. Ish, greget gue sama lo."
Elang hembusin nafas pelan. Terus menghadap ke arah gue. Dia tatap mata gue lekat, seolah dia akan bahas rahasia terbesar dia ke gue.
"Ini tentang Helma, tolong jangan disebar ya."ucap Elang yang gue angguki sedikit ragu.
"Lo tahu, Helma punya penyakit mental, namanya Agorophobia/Thanotophobia, duh gataulah, yang pasti, dia saat ini kambuh, dan mentalnya ke ganggu banget."
"Dia hampir overdosis karena terlalu banyak minum painkiller dan antidepresan, dan lo mau tahu penyebab dia kayak gitu?"tanya dia
"Karena gue, Saki. Dia kehilangan gue, sementara dia punya penyakit takut kehilangan. Menurut lo, gimana dia sekarang?"
Gue diem, terlalu bingung mau menjawab apa. Ini rumit, jujur aja, gue kasian sama Elang, karena dia harus menyimpan beban sebesar ini sendiri.