10.10: waktu aku mencintaimu

Senja Ariesti
Chapter #31

Epilog.

6 bulan setelah kejadian geger itu. Kehidupan gue masih sama aja, lebih flat sih kayaknya.

Kegiatan gue cuma sekolah, belajar, sekolah belajar. Ya gitu gitu aja, gak ada yang nyenengin banget, gak ada sedih sedih banget juga.

Tentang Elang, dia sudah menghilang. Gak tahu kabar dia sekarang. Karena emang rasanya, gak penting juga buat gue tahu tentang dia.

Sekarang juga gue udah lulus. Alhamdulilahnya, gue keterima SNM di Universitas yang memang gue impi impikan.

Tapi, berhubung kuliah masih lama, gue berniat kerja Part time di sebuah restaurant yang baru buka gak jauh di dekat perumahan gue.

Katanya, usut punya usut, itu resto punya salah satu pengusaha ganteng, kaya dan pintar. Terus, desain Restonya juga katanya bagus, banyak kutipan kutipan dari buku buku terkenal para penulis.

Ya mumpung ada lamaran, kenapa enggak kan gue daftar disitu? Toh cuma part-time.

Hari ini, jadwalnya gue interview. Rada deg degan sih, soalnya kan ini pertama kali gue masuk kerja dan di interview macam gini.

Pas gue datang, ternyata benar, restonya memang bagus banget. Masih sepi sih, soalnya kan baru buka.

"Mbak, saya mau interview, kemana ya?"tanya gue ke Mbak mbak kasir.

"Oh, langsung ke ruang CEO aja, Mbak."jawabnya yang langsung gue angguki.

Gue naik ke lantai atas, dan langsung nemuin ruangan CEO nya. Gila, interview langsung ke CEO woi.

Sebelum masuk, gue ketuk pintunya sampe orang di dalam mempersilakan masuk. Tapi, ada yang aneh. Suara CEO nya kok kayak gak asing ya ditelinga gue?

Saki, lo mau gak, jadi pacar gue?

Duh, apa apaan sih nih? Kenapa malah inget sama si Elang? Gak, gak mungkin itu dia.

Dengan jantung berdebar, gue masuk ke dalam ruangan yang dinginnya gak ketulungan. Gue menghela nafas lega karena bukan Elang yang punya resto ini.

"Duduk."ujar pria muda yang lagi duduk di sofa kebesarannya CEO.

"Mana berkas kamu? Sini saya lihat?"ujarnya yang bikin gue deg degan. Suaranya mirip banget Elang, tapi untungnya bukan, kalau beneran Elang, gue langsung ngundurin diri aja, gak jadi kerja disini.

"Oh, Saki ya? Lucunya."

Heh? Lucu apa sih? Dia lagi lawak apa gimana?

"Oke, pertanyaan kamu gampang banget. Udah siap?"tanyanya yang cuma gue angguki.

"Menurut kamu, seberharga apa mantan buat kamu?"

Lah? Pertanyaan interview memang seaneh ini ya?

"Bapak yang punya resto ini kan?"

"Kenapa nanya gitu? Iya, ini resto saya?"

Lihat selengkapnya