Kana bosan. Saat ini dia sedang duduk di ruang BK sambil menunggu upacara selesai. Sebenarnya Kana boleh saja mengikuti upacara, tapi karena Kana juga diperbolehkan untuk tidak mengikuti upacara, jadi Kana lebih memilih untuk duduk saja di ruang BK daripada harus panas-panasan di luar sana. Tapi, Kana malah bosan.
Demi mengusir kebosanan, Kana keluar dari ruang BK menuju toilet sambil jalan-jalan juga. Kana menyusuri satu per satu bagian dari SMA Garuda, menghafal satu per satu ruangan yang dilewatinya.
Buk!
Langkah kaki Kana terhenti saat mendengar suara benda jatuh. Karena penasaran, Kana berlari menuju sumber suara yaitu ke belakang sekolah. Saat sedang berbelok, Kana tersandung sebuah batu yang menyebabkan tubuh Kana limbung dan jatuh menabrak sesuatu atau lebih tepatnya seseorang.
Kana sedikit mendongak untuk menatap orang yang baru saja ditabraknya. Ternyata, orang itu adalah cowok yang Kana temui beberapa hari lalu di coffee shop.
“Lo?”
Kana tersenyum senang karena bisa bertemu lagi dengan cowok yang saat itu menarik perhatiannya.
“Lo ternyata sekolah di sini,” ucap Kana berbasa basi.
Tatapan cowok itu beralih ke belakang Kana. Ada seorang guru laki-laki yang sedang berpatroli mencari siswa-siswinya yang telat dan bolos upacara. Sadar dirinya adalah salah satu orang dalam pencarian itu, cowok itu segera bersembunyi di balik rerumputan yang cukup tinggi.
Kana mengerutkan keningnya bingung melihat sikap cowok itu. Tapi, Kana segera menyadarinya saat tahu ada seorang guru yang mendekatinya.
“Kenapa kamu masih ada di sini, heh?! Telat?!” tanya guru itu dengan nada tegas.
Kana menggeleng cepat. “Enggak, Pak. Saya itu siswi baru di sini. Saya diizinin untuk enggak ikut upacara.”
“Lalu kenapa kamu ada di sini?!”
Kana nyengir. “Saya tadi mau ke toilet, tapi malah nyasar ke sini, Pak. Saya kan siswi baru, Pak, belum hafal tempat-tempat di sini. Maaf ya, Pak.”
“Ya sudah. Apa kamu lihat ada siswa atau siswi di sekitar sini?”
Kana melirik tempat cowok tadi bersembunyi.
“Lihat tidak?”
“Enggak, Pak.” Kana menggeleng cepat. “Dari tadi saya enggak lihat apa-apa.”
“Ya Allah! Maafin Kana ya Allah! Kana terpaksa bohong demi kebaikan!” ucap Kana dalam hati.
“Ya sudah kalau begitu. Kamu ikut saya, sebentar lagi upacara akan selesai.”
“Baik, Pak.”
Guru itu berbalik badan, lalu melangkah diikuti Kana. Sebelum itu, Kana sempat menatap rerumputan tempat cowok tadi bersembunyi, lalu tersenyum.
***
Jam pelajaran pertama, Kana sudah masuk kelas barunya yaitu 11 IPA 2. Kana memperkenalkan diri di depan kelas, lalu dipersilakan oleh guru yang sedang mengajar di kelas itu untuk duduk di bangku yang kosong.
“Hai, gue Kana.” Kana mengajak kenalan cowok yang duduk di sebelahnya.
“Gio.” Cowok itu tersenyum manis.
Kana sedikit terkejut saat cowok bernama Gio itu di dorong dari samping oleh salah seorang temannya.
“Mimpi apa lo semalem bisa lepas dari batu hidup dan dapet cewek cakep?”
“Kana! Jangan terpedaya! Dia itu playboy cap ikan teri,” celetuk cowok yang duduk di belakang Kana.
Kana hanya tersenyum kecil.
Guru di depan kelas mengetuk papan tulis tiga kali untuk mengambil alih atensi siswa siswi di kelas itu. Setelah itu, beliau memulai pelajaran. Baru beberapa menit pelajaran dimulai, guru itu mendapat sebuah telepon dan mengangkatnya di luar kelas.