100(1) Alasan untuk hidup

Aristoúrgima
Chapter #1

Prolog : Hari raya dan pecahan

Malam itu, pukul 00:00 WIB yang seharusnya menjadi malam persiapan hari membahagiakan justru berubah menjadi malam kelam lainnya bagi Issa. Lagi-lagi Issa menyaksikan pertengkaran sang Ayah dan Ibu untuk kesekian kalinya.

Kala itu, kedua orang tuanya bertengkar di lantai atas sedangkan Issa sedang berada di lantai bawah. Issa sebenarnya sudah tahu bahwa Ayah dan Ibu sedang bertengkar malam itu. Maka dari itu ia bergegas berlari ke kamar kakaknya yang berada di lantai bawah agar ia setidaknya bisa bersama kakaknya, Ilona. Suara keduanya yang nyaring tentunya terdengar sampai ke telinga Issa dan Ilona.

"Kakak, Issa takut. Suaranya nyaring sekali." Issa memeluk Kakaknya dengan penuh rasa takut.

Ilona mengusap lembut kepala Adiknya dan berkata dengan lembut "Sudah, biarkan saja. Setidaknya kamu aman bersamaku disini. Aku janji, aku tidak akan sedikitpun menjadi seperti mereka dihadapanmu. Aku akan jadi tempat ternyaman bagimu untuk bersandar, Issa."

Tak lama berselang, terdengar suara pintu dari lantai atas yang dibuka secara kasar. Issa dan Ilona yang semakin ketakutan dan khawatir memutuskan untuk keluar dari kamarnya karena mendengar sang Ayah dan Ibu yang sekarang tengah bertengkar ditangga. Issa menggenggam erat tangan Kakaknya yang saat itu juga tengah gemetar berkeringat.

Saat keduanya orang tuanya telah sampai di lantai bawah, Issa berkata lirih.

"Ayah, Ibu.. tolong hentikan.." Suara lirih Issa yang hampir tak terdengar yang meminta agar kedua orang tuanya berhenti bertengkar.

Tetap saja keduanya saling memaki satu sama lain.

Lihat selengkapnya