“Hah! Kemana lagi harus cari kerja. Ck!” Seorang pria muda berdecak kesal di pinggir jalan raya. Ia baru saja keluar dari gedung di belakangnya guna melamar kerja. Namun sayang, ia ditolak mentah-mentah hanya karena wajahnya yang pas-pasan.
“Mohon maaf, ya, Kak! Di sini belum membuka lowongan pekerjaan. Terlebih, di sini karyawannya pada ganteng-ganteng, pada cantik-cantik, bukan pas-pasan seperti kakaknya ini,” ucap HRD perusahaan ketika pria muda itu mengunjungi perusahaan. Ucapan pedas wanita yang bertugas sebagai HRD itu membuat pria muda yang melamar pekerjaan di sana berwajah masam seketika.
“Kalo gini caranya, mending aku jualan bakpao aja. Lumayan, walau hasilnya nggak seberapa tapi bisa buat hidup di sini,” keluh pria muda itu.
Pria muda itu, berjalan di trotoar pinggir jalan yang ramai dipenuhi berbagai kendaraan yang hilir mudik. Matahari sudah berada di atas ubun-ubun. Suara deru kendaraan saling bersahutan-sahutan memenuhi telinga pemuda itu.
Tiba-tiba, saat sedang berjalan sambil melihat sekeliling, wajahnya dihantam oleh bola kertas. Ia terkejut dan berhenti seketika. Pria itu melihat sekitar, lalu meraih bola kertas yang terjatuh. Ia membentangkannya, dan ada tulisan di sana. Ia membacanya.
Kamu butuh kerja? Jadi suamiku yuk!
Gaji : 100 Juta per bulan.
Hubungi : 082365009281
Tulisan di kertas tersebut membuat Dio—pria muda yang sedang mencari pekerjaan itu mengernyitkan dahi. “Ini benar nggak sih?” gumamnya bingung.
Pria itu menggelengkan kepalanya kuat-kuat. “Nggak mungkin! Nggak mungkin ada pekerjaan jadi suami dibayar 100 juta per bulan. Bohong nih mesti!”
Dio celingukan mencari sesuatu. Tong sampah. Setelah menemukannya, ia menghampirinya. Hendak membuang kertas tersebut, tiba-tiba ia mengurungkan niatnya. Berpikir sebentar. Akhirnya ia tak jadi membuangnya, dan menyimpan kertas itu di dalam tasnya yang penuh dengan setumpuk map coklat dan beberapa lembar ijazah.
Ia melanjutkan perjalanannya menuju kos yang tak jauh dari tempatnya berdiri.