100 Laskar Katak

JWT Kingdom
Chapter #2

2. Mesin Pelahir Bayi

"Katak Betina Gunggali. Mampu mengandung 1000 janin dalam sekali kelahiran. Janin dibuahi dalam kurun waktu tiga kali 40 hari. Setelah itu, bayi-bayi akan lahir, bermunculan di sarang sungai yang dierami Katak Pejantan."

Lorr menjelaskan tentang bagaimana siklus bayi-bayi Katak Gunggali dilahirkan.

"Ah!" Sakawuni terhuyung dari ujung kepala sampai kaki. Membayangkan betapa anehnya cara berkembang biak seperti itu.

"Aku bukan Katak Betina, Kanda. Cari saja pengganti diriku. Siapa sanggup melahirkan ribuan telur?" belum apa-apa, Sakawuni sudah kewalahan. Tak disangka, menjadi istri Komandan Praja Maritim Bayuangga, status di depan orang-orang Jawata, suaminya itu pemimpin ternama. Tetapi, hanya dia Sakawuni, satu-satunya wanita yang tahu saat ini, sejatinya Lorr En. Manusia Setengah Katak.

"Jadi, kau tidak mau menjadi ibu untuk anak-anakku?" Lorr En tak tertarik untuk membahas lebih banyak lagi, ketika tampak enggan di raut muka istrinya.

"Baiklah," Lorr En bergegas pergi.

"Tak usah kau tunggu kedatanganku. Setidaknya dalam 3 bulan ke depan, aku akan berlayar ke Samudra Utara," hanya itu kalimat yang diucap Lorr En sebelum pergi menyambut pekerjaan rutin. Ambang pintu rumahnya, pembatas waktu antara suami istri hendak terpisahkan beberapa bulan ke depan.

Suaminya, Lorr En. Sangat cinta samudra. Pengalihan hati atas kekecewaan dan kesepian dirinya. Sakawuni teringat kembali, kesepakatan antara dirinya dan Lorr En, juga Sekar Wening. Semua sudah tak sejalan seperti di awal kesepakatan. Bahkan Sakawuni tak memiliki tujuan lagi sebagai tabib medis dan spritual. Ia perlahan menjadi sosok istri bagi Lorr En. Sepenuhnya istri. Tetapi jika terus seperti ini, akan menjadi abu-abu masa depan dirinya.

"1000 janin. 100 bayi lahir," kewalahan setiap kali Sakawuni ingat itu. Tetapi terlanjur hatinya tercuri oleh Lorr En. Sejak lama menaruh hati diam-diam, tak juga lelaki itu menampakkan cintanya. Kecuali ....

"Benarkah, dengan menjadi ibu untuk anak-anaknya, dia akan mencintaiku?" gamang pikiran Sakawuni. Lelaki gagah tampan, sehat dan ternama. Idaman banyak wanita. Sakawuni sudah mendapatkannya. Hanya masalah cinta.

"Kanda Lorr!" panggil Sakawuni sembari menuju keluar pintu. Ambang di sana sudah tak tampak lagi sosok lelaki itu.

"Kanda!"

Sakawuni mulai merasa menyesal. Dipanggilnya lagi dan lagi. Seolah lelaki itu pergi selamanya.

"Ada apa?" suara bariton membalas dari arah tak disangka. Ternyata, Lorr En belum pergi jauh. Ia hanya sibuk mempersiapkan segala keperluan untuk berlayar besok.

Sakawuni berkaca-kaca bola matanya, menyongsong ke arah lelaki itu.

"Aku bagimu, terlihat mesin atau manusia?" tanya Sakawuni berbinar antara sedih dan bingung sendiri.

"Kau pikir anak-anakku apa? Mesin yang lahir dari mesin?" balas Lorr En sekenanya, "Apakah selama ini, aku memperlakukan dirimu selayaknya mesin?"

"Aku bersedia, melahirkan anak-anak kita, Kanda. Tapi aku tidak tahu, apa aku bisa?" Sakawuni akhirnya menyerah hati terhadap Lorr En.

"Sungguh?" Lorr En tak yakin, tetapi ingin percaya akan kesungguhan Sakawuni. Istrinya berusia 30 tahun, akan melahirkan generasi Laskar Katak.

"Aku tidak tahu lagi tujuan hidupku apa, mungkin dengan melahirkan anak-anakmu, aku menjadi lebih berarti," begitu jalan pikiran Sakawuni.

"Kau akan melahirkan banyak laskar, bukan manusia biasa," kata Lorr En. Sembari memasang ikat emas di mahkota kepala, juga memasang satu-persatu perlengkapan seragam praja maritim.

"Jika ungkapan cinta sangat dibutuhkan, maka akan kukatakan seribu kali pun. Tapi apakah sekedar hanya kalimat saja?" tanya Lorr En.

"Kanda, aku mencintaimu," Sakawuni mengutamakan suaminya sekarang.

Lihat selengkapnya