Tujuh bulan berlalu.
Muara tempat pondok rumah Lorr En dan Sakawuni tampak lebih lenggang dari biasanya.
"Istriku sedang tidak berada di tempat, kalian silakan mencari tabib lain," begitu jawaban Lorr setiap kali kedatangan tamu untuk berobat. Tak dapat melayani keperluan penduduk setempat.
"Maafkan kami, tidak tersedia setidaknya enam bulan ke depan," kata Lorr En menambahi penjelasan kepada siapapun yang bertanya perihal mereka tak bisa melayani pengobatan.
Juga jadwal Lorr bertugas, secara pribadi, ia meminta pada Paduka Bayuangga untuk rehat dan mengurangi berbagai aktivitas. Saat ini, fokus suami istri tersebut adalah menantikan kelahiran 1000 janin dari rahim Sakawuni.
Cara melahirkan yang tidak lazim, alasan mereka menyembunyikan kehamilan Sakawuni. Ia sedang disembunyikan secara ketat oleh Lorr.
"Kanda, perutku serasa berjejal butir-butir aneh saling berebut tempat," kesah Sakawuni menyentuh ujung pusarnya.
"Tentu mereka hidup dan semakin tumbuh," jawab Lorr En. Sibuk membakar jagung di tungku kayu. Tepi sungai, tempat favorit mereka bercengkrama. Malam gemintang pun menyaksikan indah malam itu.
"Lintang Nirwana, seperti apa putra kita yang satu itu?" tanya Sakawuni tak sabar melihat kehadiran putra terbaik di antara ratusan bayi.
"Wujudnya katak," jawab Lorr En singkat tapi mengejutkan Sakawuni.
"Seluruhnya katak?!" bergidik ngeri, Sakawuni membayangkan itu.
Lorr En tersenyum.
"Tak perlu khawatir. Semakin dewasa, dia akan semakin pandai mengendalikan wujud sebagai manusia utuh. Karena memang sebenarnya manusia, cara kelahiran saja yang aneh seperti siklus katak," kata Lorr En.
"Wajahnya bagaimana?'
"Lihat saja aku!" senyum Lorr En memicu tawa Sakawuni.
"Iya, Kanda tampan dan menarik. Tapi aku khawatir jika putra kita terlalu mirip wajah katak," tertunduk cemas Sakawuni.
"Semakin menyerupai wujud katak, itu yang paling kuat mewarisi kemampuanku," lanjut Lorr En. Menghampiri Sakawuni duduk di sebuah batu. Ia menyodorkan jagung bakar harum manis yang baru saja matang.
"Ini untuk anak-anak kita," ujar Lorr En. Perut buncit sangat besar, Sakawuni meraih tangkai jagung dari tangan suaminya.
Hawa gerah dan agak sulit bernafas, perutnya menampung ribuan telur. Hamil dengan kondisi tak lazim, tak pernah terbayangkan oleh Sakawuni.
"Menurut Kanda, bayi-bayi kita nanti, semuanya akan lahir selamat?" tanya Sakawuni.
"Dari 1000 janin, kisaran 100 saja yang bertahan sampai terbentuk bayi lengkap manusia yang lahir ke permukaan sungai rendaman," Lorr En menjawab.