100 Laskar Katak

JWT Kingdom
Chapter #5

Kelahiran Sakral

Lendir dalam gumpalan besar, berlumur darah dan ketuban, direndam ke dasar sungai yang hangat dan tenang. Sangat tenang sampai tak berisik riak airnya. Hangat suhu air rendaman untuk mengeram telur-telur berkumpul dalam satu gumpalan telur janin.

Sakawuni merasakan sakit layaknya wanita melahirkan. Tetapi usia janin 7 bulan, hanya wujud gumpalan orok berisi telur-telur calon janin manusia.

"Kanda ...," panggil Sakawuni lirih. Suaminya sibuk menyelam di sungai. Sebentar kemudian, muncul Lorr ke permukaan. Ia menghampiri Sakawuni.

Keringat dan darah banyak keluar dari leher dan kening. Sakawuni lemas.

"Bertahanlah," Lorr En membopong istrinya ke satu ruangan di sisi sungai. Hangat dan teduh di sisi rumah pondok, terdapat kamar yang sejuk asri.

"Beristirahatlah," kata Lorr En. Secangkir herbal utama diminumkan pada Sakawuni.

"Kamu akan segera pulih," kata Lorr En.

Tak paham sebenarnya, selanjutnya apa setelah melahirkan telur-telur janin. Sakawuni melihat wujud suaminya berubah setengah kulit katak di bagian punggung.

"Aku akan mengerami bayi-bayiku, jagalah dirimu di sini," kata Lorr En, meninggalkan Sakawuni. Tertinggal wanita itu sendiri.

Sementara senja berlalu. Larut malam kian melahap waktu. Sakawuni tak juga terlelap. Ajaibnya ramuan telah memulihkan sebagian kekuatan tubuhnya setelah melahirkan.

Ada gelagat aneh dirasa tiba-tiba hadir bersama malam kian menjemput kantuk.

"Kanda?" Sakawuni memanggil suaminya, berharap muncul segera.

Sesosok tak diharapkan, datang ke pondok Sakawuni. Seorang nenek tua yang tampaknya renta dan kelelahan.

"Siapa kau? Ada apa kiranya datang ke rumahku?" tanya Sakawuni melihat gelagat aneh nenek tua itu menghiba.

"Aku hanya nenek tua jalanan. Sudi kiranya, Puan memiliki makanan untuk bekalku besok pagi? Juga semalam saja, aku diperkenankan untuk menginap di luar teras pondok milikmu?" permintaan yang sangat iba, nenek tua menyentuh hati Sakawuni.

"Silakan masuk di sisi teras rumahku, tetapi jangan masuk. Banyak herbal obat dan racun, aku khawatir akan melukaimu," jawab Sakawuni.

"Betapa baik, Puan," balas nenek tua seraya mengendus-endus sesuatu. Bersumber dari tubuh Sakawuni.

"Ada apa?" Sakawuni balik bertanya. Tentu mengherankan kenapa nenek itu mengendus-endus tubuhnya.

"Engkau baru saja melahirkan," kata nenek tua itu, tampak paham betul kondisi wanita baru saja melahirkan.

"Tetapi, aku tidak mendengar suara bayi, atau aroma bayi?" tampak mencurigakan si nenek tua itu melirik sekeliling.

"Tidak perlu banyak bertanya, ini rumahku Makan dan minumlah. Besok pagi, silakan pergi dari rumahku," tegas Sakawuni tak ingin berbasa-basi.

"Baiklah, Puan," kata nenek itu singkat.

Sakawuni terlanjur curiga. Seorang nenek dalam perjalanan kemalaman. Seorang diri. Siapa dia sebenarnya?

Gelagat dia pun aneh. Pikir Sakawuni. Sengaja diam, seolah tak ingin Lorr khawatir. Dia sedang menjaga calon bayi di sungai rendaman.

Lihat selengkapnya