Lorr En keluar dari hilir. Suasana di sudut sungai hawa lebih hangat, airnya semakin kental dan agak keruh biru hijau. Jalur aliran ditutup dari berbagai arah. Sekarang menjelma sarang sungai terlingkup bebatuan rapat menjulang tinggi, dinaungi pepohonan rimbun sekitarnya, sesekali cahaya merasuk celah dedaunan dan ranting. Sedikit redup namun asri. Tempat yang teduh dan damai untuk pertapaan. Di dasar sungai itu, bayi-bayi sedang tumbuh berkembang.
"Kanda," Sakawuni menyodorkan semangkuk teh madu untuk suaminya itu
"Aku akan berburu madu hutan, tidak cukup sekendi madu yang tersisa untuk 3 hari ke depan. Bayi-bayi kita sangat lahap menghisap nutrisi dari tubuhku," kata Lorr En sembari memperhatikan ke tubuhnya sendiri. Penuh merah di sekujur dada dan punggung. Bekas sesuatu menghisap permukaan kulit.
Aneh tapi nyata, pengalaman menjadi istri lelaki Manusia Katak. Sungguh ajaib.
"Kanda? Apa itu seperti menyusui?" heran Sakawuni jadinya, memperhatikan lelah letih Lorr En, suaminya, namun tampaknya bahagia.
Lorr tertawa lebar.
"Aku punya puting tapi tidak ada air susu, air liur, keringat dan kulitku ini mengeluarkan cairan nutrisi untuk bayi-bayi kita," kata Lorr En menjelaskan sembari terasa lucu.
"Apa aku akan punya jatah untuk menyusui?" Sakawuni makin bertingkat aneh. Tentu gelak tawa Lorr En menyurutkan pandangannya.
"Tentu, sayang. Mereka juga manusia sama seperti kita. Kebiasaan yang aneh saja, berbeda dari kebanyakan manusia normal," jawab Lorr En.
"Tapi nanti, kau akan kewalahan menyusui banyak bayi. Tentu mereka juga tetap menghisap nutrisi dariku selama masa menyusui," lanjut Lorr En.
"Aku sama sekali tak pernah membayangkan akan memiliki anak-anak sebanyak ini. Juga cara kelahiran yang aneh, 'kualami sendiri," kata Sakawuni menerawang kedua matanya ke permukaan sungai hening permukaan airnya.
"Jika kita beruntung, 40 hari setelah janin dilahirkan. Bayi akan muncul ke permukaan sungai. Bayi pertama yang lengkap dan sempurna, anak pertama kita," kata Lorr En.
Sakawuni menghitung-hitung sejenak dengan jemarinya.
"Artinya, itu satu pekan lagi?" Sakawuni terbelalak, "Aku belum mempersiapkan banyak baju bayi dan segala peralatan kelahiran!"
"Santai saja, bayi-bayiku akan lebih suka menghabiskan waktu di air daripada di kasur empuk. Menghemat waktu dan tenaga, tak perlu repot memandikan bayi sebanyak itu," jawab Lorr En.
"Begitu melihat cahaya matahari untuk pertama kali, mereka langsung mahir berenang," lanjut Lorr En. Sakawuni terkesima akan kelihatan bayi-bayi mungil mereka nanti.