100puisi

Iyoukha
Chapter #1

Chapter 1 : Kartu favorit

"Ibu.."imbuh sang anak dengan wajahnya yang masih polos, umurnya genap 4 tahun. Namun dia terlihat sebagai anak yang pintar. Menghampiri ibunya yang masih sibuk memotong wortel diatas talenan kayu bewarna coklat yang tidak terlalu tebal. Sepertinya sang ibu hendak menyiapkan makan malam. 

"Hmm?"jawabnya dari seorang wanita yang dipanggil ibu tadi, sang ibu yang memakai celemek berlatar bunga sakura dan rambut panjangnya yang diikat kebelakang, masih belum menoleh kepada putra kecilnya yang berada disampingnya sekarang. Matanya masih sibuk pada kegiatannya saat ini.

"Ibu aku boleh bertanya tidak?" pinta sang anak sambil mencoba menggapai ujung baju ibunya yang lebih tinggi darinya. Tangan kecilnya terus mencoba menarik nya walaupun kekuatannya belum seberapa, tujuannya hanya ingin sang ibu menghentikan sejenak pekerjaannya.

"mm? memangnya ken mau nanya apa sayang?" Sambil menghentikan pekerjaannya dan mencoba untuk jongkok menyesuaikan tinggi badannya dengan sang anak. Ryota Ken nama yang cukup indah untuk seorang anak laki-laki yang tingginya belum mencapai 100 cm, memakai baju orange serta bergambar panda, kulitnya yang putih, matanya yang tidak terlalu sipit, dan rambutnya yang hitam.

Merasa berhasil kali ini untuk mendapatkan perhatian ibunya yang sejak tadi sibuk di dapur, ia pun tersenyum dengan wajah polosnya yang begitu menggemaskan.

" Nee, Ken penasaran kenapa ibu dulu jadi atlet renang?" Tanyanya dengan wajah berbinar binar khas anak kecil yang lagi penasaran akan sesuatu.

"kata kakek, tidak ada seorangpun di keluarganya dulu jadi atlet renang kecuali ibu" lanjutnya sambil tetap mempertahankan wajah penasarannya.

"ehh??" kata sang ibu sambil bingung dan memasang wajah sedikit merona, dia tidak menyangka sang anak akan bertanya hal ini, awalnya dia kira mau menanyakan sesuatu seperti apa yang mau dimakan hari ini atau yang lainnya . Dia tahu putranya ini seorang yang berpikiran lurus dan sangat pintar, jadi bukan saatnya bingung melihat ia bertanya hal ini.

"mm" sang ibu pun berfikir, sebenarnya ia tidak berniat untuk menanggapi pertanyaan putranya tersebut dengan serius tapi melihat wajah sang anak yang begitu penasaran dan hal tersebut begitu manis menurutnya, ia pun tidak ingin mengecewakan putranya ini.

Sang ibu pun tersenyum sambil memasang wajah malu dan pipi yang agak memerah

"Apa itu karena ayah?" lanjut Ken yang melihat ibunya tersenyum-senyum begitu. Ya dia tahu ayah dan ibunya ini adalah mantan perenang yang sudah go internasional, tapi dia tidak pernah tahu alasan keduanya jadi begitu hebat.

"Aaa,,hhee,, bukan begitu,,karena apa ya?" Jawab sang ibu sambil berdiri yang sudah mulai kehilangan kata katanya, tersenyum sambil terus memikirkan apa yang akan mau dijawabnya.

"mm?"pikir Ken yang bingung terhadap tanggapan ambigu dari ibunya ini, merasa tidak puas. Ken memanggil manggil ibunya yang sudah bingung sambil senyum senyum ini.

“Bukan begitu" jawab sang ibu sambil kembali menyesuaikan tingginya dengan putranya itu.

"Waktu itu ibu hanya berfikir ingin jadi terkenal, mungkin dengan mencoba sesuatu yang berbeda, ibu bisa mendapatkan apa yang diinginkan serta pengalaman yang menyenangkan" jawab sang ibu dengan wajah tenangnya sambil tersenyum manis dan mengusap lembut rambut hitam putranya itu.

"Ingin jadi terkenal? Apa itu untuk membuat banyak orang mengakui dan mengenal kita?."..tanya polos ken pada ibunya

Lihat selengkapnya