11/13

Egitya Melati
Chapter #2

Kota Kelahiran dan Celana Jeans

Aku masih sedikit bingung menghadapi perasaanku. Apakah ini hanyalah cinta masa remaja atau cinta bertahan sampai tua? Entahlah aku bingung. Aku hanya ingin menikmati dan menjalaninya dengan santai.

Saat liburan sekolah, Dave memanfaatkannya untuk berkunjung ke rumah saudaranya di Jakarta. Tapi dia hanya berangkat seorang diri, tidak bersama keluarganya.

Siang itu Dave mengirimku pesan.

“Giy, gw udah nyampe di bandara. Gila gw masih bocil gini naik pesawat sendirian. Rada malu gw anjir.”

“Hahahaha.. kamu berani kan Dave?”

“iya Giy, gw berani-beraniin ini. Moga aja ngga ada apa-apa.”

“Giyaa, gw bentar lagi mo take off. Nanti gw kabarin lagi. Lu mau kan nemenin gw?”

Sontak aku terkejut dengan text yang dikirim oleh Dave berupa pertanyaan seperti itu.

“huh? Nemenin apa nihh? [emoji tertawa]”

“ya nemenin gw lah biar gw ga kesepian gitu hihi”

“ohh kalem Dave, aku bakal temenin kamu teruss”

“ yaudah Dave ati ati yak!”

Seperti yang Dave katakan tadi, bahwa ia akan menghubungiku lagi jika ia telah tiba di kota kelahirannya, akupun senang karena Dave terbang dengan selamat. Ia menikmati hari-hari di kota kelahirannya itu.

Malam ini tahun baru. Pasti selalu ramai di jalan. Suara bising kendaraan dan gladi bersih kembang api. Sudah menjadi agenda tahunan sepertinya.  Banyak yang memilih untuk tetap terjaga sepanjang malam untuk menyambut pergantian tahun. Tapi tidak denganku, aku lebih memilih untuk tidur. Daripada tetap terjaga bisa membuang-buang tenaga.

Jedeeeerrr!! Duaaaarrr Duaaaarrr!! Pwiiiiiuuu!!

Ya seperti itulah kurang lebih suara kembang api malam ini. Aku terbangun karena terlalu berisik. Tidurku menjadi tidak nyenyak.  Ternyata sudah pukul 12 malam. Pantas saja aku mendengar suara tetangga-tetanggaku diluar rumah sedang sorak - sorak bergembira. Ya mungkin itu wujud syukur telah melewati suka duka di tahun lalu, dan akan menyambut segalanya di tahun yang baru.

Aku masuk kembali ke dalam kamar tidurku. Kubuka ponsel dan kudapati ada beberapa pesan dari kontak yang berbeda. Dave dan Satya.

Satya mengirimku pesan, “Selamat tahun baru ya Giyaaa!! Semoga tahun ini kamu jadi sosok yang lebih baik lagi.”  Cukup terkejut karena aku kira dia sudah melupakanku, tapi ternyata belum.

“iya Sat, makasih yak. Kamu juga semoga jadi lebih baik di tahun ini dan dilimpahkan rejeki.” Aku membalas pesan Satya tanpa perasaan sedikitpun.

Kulihat pesan yang kedua ada dari Dave. Senang sekali perasaanku. aku tersenyum membaca pesannya. Dan mataku yang masih sedikit mengantuk pun jadi auto melek.

“Happy New Year Giyaaaaa!! Âò”

Aku membalas pesan Dave dengan penuh semangat, “Happy New Year Sobaaattt!! Yeaayy udah ganti tahunnn!”

Lihat selengkapnya