Alpha berjalan keluar dari ruang UKS menuju tengah lapangan untuk menuntaskan tugasnya, para siswa yang masih berada di luar kelas menyemangatinya dengan bertepuk tangan dan bersorak ria.
"Semangat kawan! We love you."
"Tuntaskan tugas, demi cita-cita mulia."
"Pantang pulang, sebelum tumbang."
Ia menyelsaikan tugas tersebut seorang diri, setelah itu ia masuk kedalam kelas dan duduk di bangkunya.
Teman-temannya menghampiri dan mulai berbicara.
“Jiwa nasionalis lu tinggi banget Al, hormat sama bendera satu jam setengah gak turun-turun itu tangan, hahaha."
“Akting lu keren banget asli, lu gak malu apa tadi?” tanya David.
“Gua kira tadi yang teriak itu siapa, taunya elu,” ucap Harley.
Sambil tertawa Alpha berkata, “Kalau gua lebih kasian ke Radin, bukan karena dia pingsan tapi karena dia bakalan malu kalau tahu hal ini, hahaha."
Saat sedang asik mengobrol, guru yang mengajar di jam pelajaran keduapun masuk kedalam kelas dan mulai mengajar.
Mereka kembali menuju bangku masing-masing dan mengikuti pelajaran tersebut dengan khidmat sampai bel tanda jam istirahat berbunyi.
Alpha membeli beberapa makanan di kantin dan membawanya menuju ruang UKS.
Ia mendapati Radin yang masih terbaring dikasur di temani dua Siswi anggota PMR yang sedang berjaga.
Salah satu dari mereka adalah musuh bebuyutannya, namanya Lia, kulitnya putih, wajahnya cantik, tingginya sebahu, senyumnya manis, rambutnya hitam, dan sifatnya bisa membuat jatuh hati.
Tapi kalau dia udah mengomel, seperti tertimpa petir di siang bolong, semua imej baik tentang Lia seolah runtuh.
Alpha yang baru menginjakkan kaki di depan pintu ruang UKS langsung terkejut.
Duh bangsat, ada si Lia dimari, gua males banget kalau harus dengar ocehannya. Ucap Alpha dalam hatinya.
“Hai.” Sapa Alpha dengan senyum ramah diwajahnya.
“Gak usah hai-hai segala kamu, kamu mau ngapain kesini?” tanya Lia dengan ketusnya.
Alpha menjawab pertanyaannya dengan kesal, “Baru juga gua datang, udah digalakin, memang Mak Lampir lu.”
“Jangan memulai pertikaian yah, lagi gak mood berantem.”
Alpha menatap ke arah Radin dengan tatapan iri sambil berkata dalam hatinya. Enak banget si bangsat, gua hormat sampai selesai, dia malah molor dimari sambil ditemani cewek cakep pula.
“Gua datang kesini membawa pesan perdamaian dari Pablo Picaso, gak usah marah gitu atuh bebeb,” ucap Alpha sambil memegang dadanya dan memberikan gestur tangan peace.
Lia menyindirnya dengan tatapan sinis seraya berkata, “Gak usah panggil bab-beb-bab-beb, chat aku aja gak di bales."
“Tapi kan gua bales, dua bulan kemudian,” ungkap Alpha.
“Udah ah males, ayo Siti kita ke kantin," ajak Lia kepada temannya. “Kamu jagain dia dulu tuh, aku mau makan dulu sebentar,” perintah Lia kepada Alpha.