Putri mengikuti Alpha menaiki anak tangga menuju lantai dua dan mereka menyapa Jack.
Alpha berdiri di tangga. “Mesra banget lu berdua, anak-anak pada di bawah gitaran, lu malah dimari berduaan," ucap Alpha kepada mereka berdua.
“Eh ada lu Al, kapan datang? Itu di belakang lu perasaan pernah liat dah gua,” Jack mencoba mengingat-ingat. “Lah itu kan cewek yang tadi sore nanyain lu, jadi ke kosan Alpha, Mbak?” tanya Jack yang mengenali Putri.
“Eh ada kak Alpha, hehehe,” ucap Rose sembari tersenyum.
“Oh iya, kamu yang tadi sore ngasih nomor sama alamat Alpha kan? terimakasih yah kamu,” tukas Putri berterimakasih kepada Jack karena tadi sore.
“Pantesan, gua heran dia orang ini dapet nomor dari mana, padahalkan yang punya nomor gua cuman grup angkatan sama lu pada doang.”
“Tadinya gua kira masih saudara lu, makanya gua kasih aja, tapi ternyata kayaknya bukan yah?” tanya Jack.
Alpha menjawabnya dengan jujur, “Iya bukan, ini teman gua, namanya Putri, wajahnya imut, sifatnya baik, hobinya mancing, mancing emosi gua dengan sikapnya yang ceroboh dan bloon tapi itu yang bikin gua tertarik.”
Putri yang mendengar ucapan dari Alpha hanya bisa tersipu malu dengan wajah yang memerah karena secara tidak langsung Alpha mengungkapkan isi hatinya.
Jack langsung berdiri seraya berkata, “Wih hebat juga Mbaknya, bisa-bisanya melelehkan benua antartika.” Sambil bertepuk tangan.
“Kak Alpha udah sembuh?” tanya Rose.
“Woyadong, aku gituloh,” ucap Putri merasa bangga. “Emang kamu sakit apa Al?” tanya Putri.
“Udah gak usah di bahas, ayo keatas,” ajak Alpha kepada Putri karena malas meladeni mereka berdua.
Mereka berdua berjalan menaiki anak tangga menuju atap.
Di atap gedung tersebut terdapat sofa yang sudah usang.
Alpha mendekap Putri sambil menatap langit dan berbincang-bincang mengenai hal-hal acak, ia mengusap kepala Putri dan membelai rambutnya dengan lembut, hal itu membuat Putri nyaman dalam dekapannya.
Karena ia kembali merasakan kehangatan seorang ayah yang ia rindukan dari sosok Alpha.
Malam itu ia merasa menjadi orang paling beruntung di dunia karena bisa menghabiskan waktu seperti itu bersama wanita tercantik yang pernah di kenalnya.
Bintang di langit dan bulan yang memancarkan sinarnya membuat suasana menjadi semakin romantis, mereka tertawa, tersenyum, dan larut dalam gelak tawa.
Tapi sepertinya ada hal yang Putri sembunyikan dan Alpha tidak tahu apa itu.
Dan jika dilihat dengan seksama, ada lima kepala dibelakang mereka yang mengintip dari pintu atap tersebut.
“Ketua lu lagi kerasukan apa Din?” tanya Agus berbisik-bisik.
“Kagak tau gua juga, tumben-tumbenan dia jalan sama cewek, biasanya dia paling ogah berurusan sama mereka.”
“Menurut lu berdua, dia kena guna-guna apa gimana?” tanya Kiki.