Sring … hugh … sring … kreet. Tangis Putri sesegukan sembari membuang ingus dan mengelapnya dengan tangan lalu memeperkannya ke meja.
Agus yang melihat hal tersebut merasa tidak percaya bagaimana bisa wanita secantik itu memiliki sifat jorok, hingga ia berkata dalam hatinya. Cakep-cakep jorok, kok bisa sih kayak gitu.
Sedangkan Radin bergegas menuju lantai dua untuk mengambil baju bersih sebagai pengganti tisu, karena takut nanti mejanya di penuhi oleh ingus Putri.
"Mbak ini gak ada tisu, pakai baju ini aja," ucap Radin sembari menyodorkan baju milik Kiki.
Ia menerima baju itu dan mulai mengelap ingusnya. "Makasih."
Mereka berdua saling menatap satu sama lain dan berbicara melalui bahasa isyarat mata.
Lu bayangin coba bidadari secakep dia aja bisa kayak gitu. Tatap Radin kepada Agus.
Emang Tuhan itu adil Din, dibalik kelebihan selalu ada kekurangan. Agus menatap balik kepada Radin.
Mereka hanya diam dan tidak berani membuka mulut.
Radin merasa iba dengan Putri yang sedang menangis, ia ingin memberitahukan kebenarannya tapi takut Alpha marah karena dia sudah berjanji.
Gua kasih tahu aja kali yah? Kasihan juga lihatnya. ucap Radin yang bimbang dalam hatinya
Setelah berpikir beberapa saat, akhirnya Radin memberanikan diri untuk memberitahu Putri tentang alasan sebenarnya mengapa Alpha sulit di hubungi dan menjadi Acuh, meskipun dia harus menerima konsekuensi karena telah melanggar janjinya sendiri.
“Jadi sebenarnya gini Mbak,” sembari menarik nafas panjang. “Beberapa minggu yang lalu Alpha sempat cerita ke saya kalau dia merasa minder dengan dirinya yang sekarang karena keadaan dia yang berbeda sama Mbak, dia gak mau semuanya jadi bergantung sama Mbak katanya,” dan berhenti sejenak untuk membakar rokoknya. “Dia bilang mau ngumpulin uang buat di tabung terus ada rencana lain juga yang gak bisa saya kasih tahu sepenuhnya, jadi intinya sekarang dia lagi kerja,” tutur Radin menceritakan yang sebenarnya kepada Putri.
“Minder kenapa, kerja apa? Terus kenapa aku di acuhkan kayak gini?” tanya Putri sambil menahan tangisnya.
“Dia minder karena Mbak udah kerja dan dia cuman mahasiswa yang mengandalkan uang dari orangtuanya, terus kalau lagi jalan sering di traktir sama Mbak, itu yang membuat dia minder,” tangannya meraih gelas yang berada diatas meja. “Dia kerja di tiga tempat berbeda, satu bengkel, satu jadi SPB, satu lagi sales,” seraya meminum kopi yang telah dibuatkan oleh Agus. “Gak di acuhkan kok, dia mungkin lagi kerja jadi sibuk membagi waktunya.” Radin memberitahukan semua tentang Rahasia yang Alpha katakan padanya.
"Lu kok gugup gitu ceritanya Din?" tanya Agus.
"Yah Gus mau gimana lagi, masa hidup gua tinggal hitungan jam doang gegara hal ini."
Putri mulai berhenti menangis setelah mendengar ucapan Radin karena semua yang Alpha lakukan tidak sesuai dengan apa yang dibayangkannya.
Dalam imajinasinya, dia mebayangkan Alpha sedang bersama wanita lain dan menghabiskan waktu bersama, atau dalam kata lain berselingkuh.