Alpha merayu Putri sambil mencubiti pipinya yang menggemaskan. “Jangan ngambek kayak gitu, gemesin ish."
“Sana kamu sana, aku mau ngambek aja, hmmpt!” tegas Putri membuang muka.
“Tuhkan tambah gemesin,” ucap Alpha sambil mengelus kepalanya.
Putri menyenderkan tubuhnya kepada Alpha. “Lagian ngeselin, masa hadiah dari aku dijual ke teman kamu."
“Gak gitu kok,” ucap Alpha membela diri seraya memeluk Putri.
“Kamu kalau lagi butuh uang bilang aja, nanti aku kasih kok.”
“Beneran gak gitu kok Mbak," tegas Alpha meyakinkannya.
Putri merebahkan dirinya dan menaruh kepalanya di pangakuan kekasihnya, seraya dibelai rambutnya dengan lembut.
"Mbak betulan kayak anak ilang yah, senang banget kayaknya kalau aku usap-usap kepalanya kayak gini."
"...."
Putri hanya diam dan tak menjawabnya.
Ketika suasana sudah di rasa aman, Agus, Kiki, dan Radin yang berada di atap kembali turun menuju lantai satu.
"Wih keren, film titanic pun kalah mesra sama lu berdua," sindir Kiki kepada mereka berdua.
“Gus ambil kotak P3K,” perintah Alpha kepada Agus.
"Buat apaan?" tanya Agus.
"Ambil aja udah."
Agus naik menuju lantai dua untuk mengambil kotak P3K dan kembali mengahampirinya sambil memberikannya.
“Angkat kakinya," perintah Alpha kepada Putri.
Alpha berjongkok dengan sebelah lututnya menyentuh lantai sementara tangannya memegangi telapak kaki Putri untuk memeriksa apakah ada luka karena tadi saat mengejar dirinya, ia tidak menggunakan alas kaki dan berlari diatas aspal yang rusak.
Saat sedang memeriksa telapak kaki Putri, ia melihat ada kerikil kecil menyangkut di kakinya.
Ia membuka botol alkohol dan menaburkannya diatas kapas, seraya mengelapkannya di telapak kaki Putri.
“Tahan yah," tukas Alpha kepadanya.
“Iya.”
Alpha mencabut kerikil tadi dan mengolesinya dengan betadine.