1121681

Delta
Chapter #33

1-19-915 B

Radin yang seharusnya bersama dengan KingKong, memutuskan untuk berpisah hingga menyebabkannya terbunuh.

Ia bergerak tidak sesuai dengan apa yang telah di rencanakan karena area yang mereka lalui memiliki jalan bercabang, hingga ia memikirkan alangkah lebih baiknya jika mereka berdua berpencar dan kembali ke titik awal ketika sudah selesai.

“Bajingan!” umpat Alpha yang membungkuk disebelah tubuh KingKong.

Dor, sring… brak. Suara peluru melesat dan menghantam lantai.

Tiba-tiba saja sebuah peluru melesat ke arahnya dan menyerempet bagian lengan hingga terlihat bekas peluru di dinding serta lantai dengan noda darah diatasnya, ia melompat dan berguling ke belakang tembok yang dianggapnya aman untuk berlindung dari peluru-peluru para penjahat yang menghujaninya terus menerus tanpa henti.

Alpha berbicara melalui radio yang dapat di dengar oleh anggota tim anti terror lainnya yang tersebar di area tersebut. “Attention, Un-Ass Delta, assamble near statue,” sembari mengintip dari balik tembok untuk mengetahui berapa banyak musuh yang sedang ia hadapi. “Jack stay on position and keep on alert.” perintahnya dengan nafas terengah-engah.

“Copy that."

“Roger.”

“Affirmative,” ucap Jack.

Alpha mengintip dari belakang tembok dan melihat seorang penjahat tengah berdiri dengan gagah berani, kemudian ia berpindah dengan cepat namun masih tetap bersembunyi dibalik tumpukan-tumpukan kayu di daerah sekitarnya dengan melemparkan sebuah stun grenade yang tepat ia arahkan ke penjahat tersebut.

Penjahat tersebut tertegun sejenak oleh ledakan stun grenade tersebut, membuat Alpha memiliki sedikit kesempatan untuk melumpuhkannya.

Alpha melumpuhkan penjahat tersebut dengan satu tembakan yang tepat mengenai kepalanya.

Sring… buk… buk… BRAK! Suara peluru menerjang.

Ketika Alpha hendak berlari, entah dari mana sebuah peluru berkaliber 12,7mm melesat dengan kencang menembus tumpukan kayu dan mengoyak daging di pundak sebelah kanan sampai kemudian peluru itu terhenti di lantai, secepat mungkin ia melemparkan bom asap yang tersisa satu buah untuk menghalangi pandangan sang penembak jitu tersebut.

“Sial!” ucap Alpha dengan geram.

Alpha berlari ke arah lorong yang cukup jauh untuk berlindung dan menghindari sang penembak jitu yang tergolong handal tersebut, untuk beberapa saat ia berpikir dan kemudian terdengar langkah kaki mendekatinya perlahan-lahan dari arah belakang.

Klik. Bunyi senapan yang di ubah mode tembaknya.

Ia mencoba menghemat peluru dari senapan laras panjangnya, dan menggantinya dengan pistol seraya lengan kirinya meraih belati yang berada di pahanya.

Dengan mengendap-endap di balik dinding dan jemari di pelatuk yang siap ditariknya ketika musuh mulai berada dalam jarak tembaknya.

Deg… deg… deg. Bunyi detak jantung Alpha.

Suara langkah tersebut semakin keras.

Huuf… haah… glek. Alpha mengatur nafasnya dan menelan ludah.

Sriit… grep. Alpha menongolkan sebagian tubuhnya dan menodongkan senjatanya ke arah mereka dengan posisi siap untuk menembak.

Lihat selengkapnya