Hari berganti dan Alpha sedang berada diruang kelas mendengarkan materi yang diberikan oleh dosen, namun ia merasa bosan dan menatap ke arah jendela kelas yang membuatnya hanyut dalam lamunan.
Ternyata orang yang ditelepon oleh Laras pada waktu itu adalah tunangan Putri yang sudah menjalin hubungan dengannya kurang lebih selama satu tahun.
Ia sama sekali tidak memberitahu orang lain mengenai kehamilan Putri ataupun hubungannya dengan Alpha, karena ia tahu jika hal itu terdengar oleh kedua belah pihak, maka pertunangannya mungkin saja bisa di batalkan.
Setelah mendapatkan kabar dari Laras, satu minggu kemudian ia meninggalkan pekerjaannya yang menumpuk untuk pergi menemui Putri yang sedang berada di beda pulau, ia mencoba meyakinkannya untuk mengambil keputusan yang tepat.
Ia tiba di kediaman Putri dengan tas di punggungnya, dan berdiri di depan pagar seraya memencet bel.
Ding dong. Bunyi bel
“Siapa sih jam segini bertamu," Ia berjalan menuju gerbang dan membukanya. “Mas?!” Putri tersentak karena yang datang adalah tunangannya.
Ia hanya tersenyum dan tidak menjawabnya.
Putri mempersilahkannya untuk masuk kedalam rumah seraya menyiapkan teh hangat.
Ia duduk di depan televisi sambil menunggu Putri membuat teh, tak berapa lama kemudian Putri datang dengan teh di tangannya dan menaruhnya di meja.
Putri duduk tepat disampingnya.
“Mas kesini mau ngapain, kok gak ngasih kabar terlebih dahulu?” tanya Putri kepadanya.
“Mau main aja kok, soalnya libur kerja sekalian ngasih kejutan ke kamu,” jawabnya dengan berbohong.
Laras yang sedang mendengarkan musik di kamarnya mendengar suara Putri yang sedang mengobrol dengan seorang pria, ia berjalan keluar kamar.
“Mbak, ada Mas Al-” ucapan Laras terhenti.
Ia kaget karena yang berada disana bukan Alpha, melainkan Delta.
“Hai Mas," sapa Laras kepada Delta.
Laras menghampiri mereka berdua dan ikut berbincang.
“Aku kira tadi Mas Alpha, hehehe,” tukas Laras tertawa canggung.
Karena biasanya Laras meminta bantuan dari Alpha untuk menyelsaikan tugas kuliahnya.
Putri yang merasa terganggu oleh kehadiran Laras yang ikut berbincang, menyuruhnya kembali masuk kedalam kamar. “Kamu masuk kamar dulu Ras, Mbak mau ngobrol penting.”