1121681

Delta
Chapter #41

1-19-915 J

I-iii don’t want it to be end like this, i-iii … i just can’t. Ucap Putri dalam hatinya.

Tak berapa lama kemudian Putri berjalan menuju altar dengan diiringi oleh beberapa orang.

Setelah mengucapkan janji suci dan bergembira bersama, acara pernikahan tersebut pun usai hingga mentari terbenam, dan mereka kembali menuju kediaman Putri.

Mereka masuk kedalam rumah dan mengobrol bersama, namun Putri dan Delta terlebih dahulu masuk ke kamar.

“Mas, lihat handphone aku?” tanya Putri kepada Delta.

“Gak lihat Put.”

“Kayaknya ketinggalan di dalam mobil, aku ambil dulu sebentar,” tukas Putri berjalan keluar kamar.

Putri berjalan menuju garasi untuk mengambil handphonenya yang tertinggal didalam mobil, namun ia mengalihkan pandangannya menuju tiang lampu jalan yang berada di depan rumahnya.

Dibawah tiang lampu yang redup terlihat seorang pria yang sedang duduk diatas sepeda motor dengan mengenakan setelan jas sambil menghisap sebatang rokok.

Putri mengampirinya dengan perasaan campur aduk, sedih, menyesal, bahagia, kesal, dan bersyukur karena Alpha datang untuk terakhir kalinya.

Ia berdiri dihadapan Alpha dengan air mata yang udah tidak terbendung dan mengalir begitu saja membasahi pipinya.

“Ngapain kamu kesini? Kan Mbak udah bilang jangan menemui Mbak lagi!” teriak Putri sambil menangis.

Alpha hanya terdiam dan tidak menjawab pertanyaannya, ia hanya membalasnya dengan tersenyum kepada Putri.

Kenapa kamu datang? Kenapa kamu gak pergi menjauh? Kamu buat aku jadi semakin merasa bersalah! Tanya Putri dalam hatinya sambil tertunduk menghindari kontak mata.

Alpha berdiri dan mencoba mendekapnya, namun ia tidak merasakan dekapan hangat yang biasanya Alpha berikan kepadanya.

“Pergi … Pergi!” teriaknya dengan kasar seraya memukul dada Alpha.

Hiks … hiks … hiks …. Suara tangis Putri.

Alpha menarik lengannya dari belakang punggung Putri dan mengusap air mata di wajahnya seraya berkata kepadanya dengan lembut. “Stop crying, okay?”

Putri mengangkat kepalanya dan melihat Alpha yang masih tersenyum membuatnya semakin sakit, hingga ia menutupi wajahnya sendiri dengan kedua telapak tangannya.

Dan Alpha yang mengelus kepalanya agar berhenti menangis sambil berkata, “It’s okay.”

Kemudian Alpha memakai helm dan menyalakan sepeda motornya, meninggalkan dirinya berdiri seorang diri di bawah redupnya lampu jalan dan gelapnya malam.

Namun Alpha menghentikan laju sepeda motornya dan melihat ke arah dirinya untuk beberapa saat.

Putri menatap balik ke arah Alpha.

Lihat selengkapnya