Alpha memutar balik sepeda motornya dan memarkirkan sepeda motornya di tempat yang sudah di sediakan.
“Ayo kesana,” ajak Anna menarik tangannya.
Sekilas Alpha melihat sosok Putri pada diri Anna, karena ia melakukan hal yang sama seperti Putri.
Kenapa gua masih teringat tentangnya? Tanya Alpha dalam hatinya.
Ia mengiyakan ajakan darinya. “Ayo.”
Mereka menaiki beberapa wahana dan berkeliling pasar malam, mereka berdua berjalan menuju bangku untuk beristirahat, bangku yang dulu Alpha duduki saat bersama dengan Putri.
Anna bertanya padanya, “Kamu kenapa? Kok mukanya sedih gitu.”
“Gak apa-apa, pulang ayo.”
Dengan berat hati, Anna mengiyakannya. “Baru juga sebentar, yaudah ayo.”
Mereka pergi dari sana dan Alpha mengantarkannya pulang sampai ke depan gerbang tempat kosnya.
“Sorry yah Ann,” ucap Alpha tersenyum.
“Kenapa minta maaf?” tanya Anna dengan wajah bingung.
“Gak apa-apa.”
Anna mengambil handphonenya dari dalam saku dan menyodorkannya ke hadapan Alpha. “Ketik,” tukasnya sambil membuang wajah karena tak berani bertatap muka.
“Gimana maksudnya?” tanya Alpha kebingungan.
“Nomor handphone kamu, gak peka, bodoh!” tandas Anna seraya menghela nafas.
“Oh, okay,” tukas Alpha seraya mengambil handphone Anna dan mengetikan nomornya sendiri.
Anna mengambil handphonenya kembali sembari berjalan masuk ke dalam tempat kosnya.
“Ann …,” teriak Alpha yang melihat Anna berjalan menjauh.
Anna dengan detak jantung yang berdebar kencang mengalihkan wajahnya menuju Alpha yang memanggilnya.
Dia mau ngapain panggil aku, mau ngajak aku jalan keluar lagi? Tanya Anna dalam hatinya.
Anna perlahan menghampiri Alpha.
“Ada apa?” tanya Anna.