Kerumunan penonton semakin riuh setelah mendengar mereka akan menyanyikan lagu tersebut.
“Satu, dua, mulai ….” ucap Kiki memberikan aba-aba.
Alpha mulai bernyanyi dengan diikuti oleh penonton.
“Kalau saja aku masih punya kesempatan yang sama ...."
“Atau semua yang pernah terjadi bisa terulang lagi ...."
“Tapi ternyata kesempatan yang ada... hanya sekali...," teriak Alpha yang bernyanyi dengan diikui oleh para penonton.
Ia menyanyikan lagu tersebut dengan penuh pengahayatan seperti mengalami kejadian tersebut secara langsung, sampai lagu tersebut selesai.
Dan mereka menyanyikan lagu kedua.
“Lagu kedua yang akan kami nyanyikan adalah Buta hati dari Naif,” ucap Alpha kepada para penonton.
Para penonton semakin bersemangat untuk ikut bernyanyi.
“Buta hatiku, oleh keindahanmu ….”
“Hanya ada dirimu di dalam hatiku, di dalam hidupku ….”
“Tidakkah kau tahu ku snagat mencintaimu ….” teriak Alpha dengan lantang menyanyikan lagu tersebut sambil memejamkan mata dan kembali mengingat kenangan bersama Putri yang menyisakan luka di hatinya.
Alpha kembali membayangkan saat pertama kali ia berjumpa dengan Putri dan mengantarkannya pulang ke rumah ditengah hujan deras, seolah hal itu baru terjadi kemarin padahal sudah satu tahun sejak kejadian tersebut.
“Namun kau tak pernah merasa seperti yang ku rasakan kepadamu ….”
“Selama ini aku salah mengartikan maksud dibalik hatimu ….”
“Selama ini aku anggap engkau benar-benar cinta kepadaku .…”
“Dan akhirnya ku tahu kau tak pernah mencintaiku ... wooo ... hooo ... wooo ...,” sambung mereka berempat dengan penuh penghayatan akan luka hatinya
Suasana malam itu sangat meriah, dan penonton merasa terhibur oleh penampilan dari mereka.
Dan tiba-tiba sebuah sinar terang menyoroti mereka dari langit yang membuat mereka semua silau.
Enam tahun kemudian, saat itu bulan November.
Seorang pria duduk sendirian dengan handphone di tangannya dan terlihat sangat gelisah, sepertinya ia sedang menunggu seseorang untuk datang.
Pelayan restoran datang menghampirinya dengan membawa beberapa makanan dan menaruhnya diatas meja.
Tak berapa lama kemudian seorang pria berbadan kekar datang memasuki restoran dengan diikuti oleh dua pria lain dibelakangnya, mereka semua mengenakan pakaian serba hitam dan menghampiri meja pria yang sebelumnya duduk seorang diri.
“Udah agak mendingan?” tanya seorang Pria yang mengenakan topi di malam hari.