Anna adalah karakter imajiner yang dibuatnya selama terbaring tak sadarkan diri diatas ranjang rumah sakit, itulah mengapa Anna yang ia ciptakan sangat amat mirip dengan sosok Putri yang ada di dunia nyata.
Lama waktu berselang dan ia bangun dari kondisi komanya, saraf motoriknya terganggu dan ia harus menjalani beberapa sesi pemulihan hingga akhirnya ia dinyatakan sembuh total.
Ia masih tidak bisa menerima kenyataan jika Anna hanyalah sosok imajiner dan bersikeras bahwa itu adalah nyata.
Alpha kembali masuk kuliah sambil mencari sosok Anna yang dibuatnya dan setelah lulus kuliah ia memutuskan untuk memulai bisnisnya bersama dengan Radin, dengan keputusan yang mantap, ia melimpahkan semua tanggung jawab mengenai bisnisnya kepada Radin karena dialah satu-satunya orang yang bisa dipercaya olehnya.
Sementara ia berkelana seorang diri ke berbagai belahan dunia untuk mencari Anna, tapi sampai detik ini sosok tersebut tidak ia temukan dimanapun.
Banyak yang berubah pada diri Alpha selama enam tahun terakhir, kisah cintanya saat bersama dengan Putri menjadi sebuah pukulan keras baginya, dan sekarang ia menjadi lebih pendiam tak banyak berbicara.
“Lu ngapa dari tadi diam terus?” tanya Agus kepada Alpha yang sedang melamun.
“Gak apa-apa Gus.”
“Lu udah sampai mana kelilingnya?” tanya Kiki.
“Baru sampai Bekasi doang," jawabnya untuk menghindari pertanyaan lanjutan dari yang lainnya.
“Atap yuk, kangen juga gua," ajak Radin kepada yang lainnya.
“Ayo.”
Mereka naik menuju atap dengan membawa gelasnya masing-masing.
Sofa yang sering mereka gunakan kini sudah lapuk dimakan usia, banyak lubang terlihat di sofa tersebut.
“Ngeri juga kalau pas duduk tiba-tiba muncul biawak dari pantat,” tukas Radin mengacu pada sofa.
“Ambil yang dibawah gih sana," suruh Kiki kepadanya.
“Lu bantuinlah, masa iya gua doang sendirian.”
Mereka kembali menuju lantai dua dan beramai-ramai menggototong sofa yang berada disana untuk dibawa menuju atap.
Masing-masing memegang ujung sofa dan mengangkatnya satu per satu.
Setelah selesai mengangkut sofa, Radin berjalan menuju sudut atap untuk melihat pemandangan yang mereka rindukan.
Teman-temannya ikut bergabung bersamanya, duduk di pinggiran atap dengan kaki terjuntai melihat gemerlapnya cahaya kota adalah hal yang sudah lama tidak mereka rasakan.
“Lu pada ingat gak waktu itu kita pernah diomeli sama Mbak Putri gara-gara mengejeknya bermain playstation?” tanya Agus yang mengingatkan mereka.
“Iya gua ingat, itu pertama kalinya gua lihat Mbak Putri ngamuk-ngamuk kek badak, hahaha,” tukas Radin yang mulai mengingatnya.
“Dari kita berempat, yang di hukum paling parah itu Alpha,” sambung Kiki. "Angkat kaki sambil tangan kebelakang, udah kayak siswa SMA bandel.”