Telah tiba hari dimulainya kompetisi perburuan berlangsung. Keenam siswa dari perwakilan dari SMA Cakrawala sudah berada di aula milik SMA Putra Cendekia. Entah kenapa mereka harus dikumpulkan di sini. Mereka pun tidak ambil pusing.
“Gila, ini SMA udah berasa kastil aja. Luas banget SMA ini.” Si bungsu Justin mulai bersuara.
“Udah gak perlu norak. Kita harus jaga image selama di sini.” Sudah bisa menebak bukan, siapa yang menjawab jika bukan Juna.
“Tapi ngomong-ngomong kenapa yang dari tadi aku lihat cuma siswa laki-laki aja ya di sini ?” Kali ini jiwa ‘kepo’ Ajun mulai meronta-ronta.
“Nah itu dia yang aku pikirkan dari tadi ! katanya sekolah elit, kenapa isinya kaum adam semua ?” Sambung Tono dengan nada yang tidak santai sama sekali.
“Eh iya, bener juga.” Sahut Juna.
“Perasaan ini emang SMA khusus laki-laki, jadi muridnya laki-laki semua.” Jawab Seno yang akhirnya mampu menjawab pertanyaan teman-temannya itu.
“.....” Terjadi keheningan untuk sesaat.
“Lha iya, kenapa gak kepikiran ya ?” Jawab Justin dengan bonusan tawa ringannya.
“Tuh dengerin apa kata Seno. Ini sekolah khusus laki-laki, jadi gak ada murid perempuannya.” Juna berucap dengan nada menyebalkan kearah Ajun dan Tono. Sepertinya dia lupa kalau sebelumnya dia juga gak paham.
Mendapatkan ledekan dari Juna, seketika membuat Ajun berusaha untuk mengalihkan perhatiannya. Lebih baik mengalah daripada berakhir ribut di sekolah orang kalau pikir Ajun. Dan kini ia hanya memandangi Adim yang hanya duduk terdiam berlum bersuara sama sekali.
“Adim, Adim, kamu kenapa diam ?” Ajun mulai melancarkan godaan ringan kepada Adim.
“Karna ingin diam.” Jawaban singkat Adim seketika mampu membuat turun mood Ajun untuk menggodanya.
“Kak Ajun kasihan gak bisa ngomong lagi, hahaa” Kali ini Justin yang mengambil kesempatan untuk menggoda Ajun.