12KM

khoirul ihsan
Chapter #1

Kehidupan Membosankan#1

Terangnya cahaya mentari pagi membangunkanku dengan terpaksa. Kicauan burung yang indah itu juga membuatku tak sudi lagi untuk kembali melanjutkan tidur ku, aku pun bergegas keluar kamar tidurku untuk membuat sarapan. Wajar aku seperti itu, ibu ku meninggal sesaat setelah melahirkanku dan ayahku adalah anggota tentara yang tentunya jarang sekali pulang ke rumah bahkan mengirim pesan pun jarang.

Kompor ku hidupkan dan mulai ku buat sebuah hidangan yang sederhana hanya untukku seorang, sembari makan tiba-tiba teleponku berdering kencang, ternyata yudistira menelponku dia adalah sahabat terbaikku," hey ryan met pagi udah sarapan belum?kalo belum cari sarapan yuk", aku pun tertawa kecil mendengar suara berat nya" ini gua baru sarapan yud, agak hemat sekarang gua yud hahaha lo kalo mau cari sarapan sendiri gua gapapa toh gua dah sering sendirian" . Yudistira pun menjawab kesal dengan suara berat nya" Yaudahlah ryan gua cari sarapan sendiri". Aku pun menutup teleponya dan mandi pagi sebelum pergi berkerja part time an di kedai kopi dekat rumah ku.

Selesai mandi aku pun bersiap pergi ke tempat kerjaku sekarang, oiya nama ku Ryan Nirankara panggil aja Ryan cowok 21 tahun yang hidup sendirian. Sesampainya di sebuah tempat coffe favorit dikotaku sebut saja MARI NGOPI ya itu tempat ku berkerja part time untuk mengisi hidupku ini dan juga mengisi dompetku ini, Banyak teman-temanku yang kaget saat tahu siapa ayahku walau aku sudah menyembunyikannya, tetapi tetap saja teman-temanku tahu siapa ayahku. Tentu saja, ayahku bukan orang biasa dia adalah seorang panglima dinegaraku dan juga dia disegani banyak orang karena keberaniannya, Terbalik dengan apa yang orang-orang lakukan aku malah sangat membencinya.

"Kopi americanonya dua kak"terdengar samar ditengah ramainya kafe. Aku pun segera membuatkan apa yang dipesan oleh pelanggan tersebut. "Ini kak kopi americanonya" sahutku, " Maaf kak, kakak ini anaknya beliau kan?"tanya pelanggan tersebut. Aku pun terkejut mendengarnya walau sebenarnya aku sudah tahu siapa yang dimaksud tetapi aku berpura-pura tidak tahu apa yang dimaksud,"Beliau siapa kak?"tanyaku pelan. "Bapak panglima jenderal Fabian kak," pelanggan itu menjawab dengan sumringahnya. "Oh iya kak, saya memang anaknya"jawabku pelan,"tapi kok malah kerja disini sih bukanya tinggal nunggu dirumah,kan enak"jawab pelanggan sambil tertawa kecil, "Maaf kak saya tidak bisa menjawabnya dan saya mohon mundur kasihan kak yang udah ngantri lama dibelakang kakak dari tadi" jawabku kesal. Akhirnya pelanggan menjengkelkan itu pun pergi.

Waktu pun telah menunjukkan pukul 9 malam itu tanda bahwa waktu ku untuk pulang telah tiba, aku pun segera berkemas dan pulang. Diperjalanan pulang aku pun memutuskan untuk mampir sebentar kerumah yudistira sahabat terbaikku, sesampainya dirumah yudistira aku pun segera mengetuk pintu "permisi"kata ku untuk memastikan apakah ada orang dirumah, tak lama kemudian pintu pun terbuka dan ternyata bukan yudistira yang membuka" eehh ryan,ada apa nak malam-malem datang" sahut ibu yudistira, " yudistira nya ada bu?" Tanyaku," emm si yudis pergi gatau kemana tadi katanya cuma mau cari angin malem"jawab ibu yudis yang tampak cemas,"yaudah bu karena yudisnya gak dirumah saya langsungan aja bu maaf mengganggu",sahutku. Aku pun pulang kerumah dan sesampainya dirumah aku menelepon yudis tapi entah kenapa tidak ada jawaban dari nya" nih anak kemana sih,kasihan tau ibunya" dalam hati ku berkata seperti itu, aku pun membersihkan diri dan bersiap untuk tidur melepas lelah yang ku dapat dari kerja keras ku hari ini. Pukul 23.00 aku pun benar-benar tertidur pulasnya ditemani semilir angin malam dan suara para serangga malam.

Lihat selengkapnya