Raut wajah penuh senyuman kepastian, tapi ada keraguan sedikit tersirat pada raut wajah Paul terduduk berhadapan dengan Aiko. Mobil bak terbuka membawa Geng Cemen tidak tahu kemana arah dan tujuan, lemparan senyuman Aiko pada Paul tidak sengaja meliirk Lukas yang sedikit sinis.
Potongan rambut pendek, kaos ketat warna hitam dengan celana jeans hitam bersepatu kets merah tua yang dikenakan Tiara siang itu makin bikin dirinya pede.
Lihat saja tindikan pada kuping kiri kanannya, banyak sekali anting berjejeran hampir penuhi daun telingahnya. Hanya tersenyum yang dirasakan Tiara perhatikan dua cogan sejak dari jaman sekolah dasar sudah bersaing mendapatkan Aiko.
Tapi tidak dengan Lutfi hanya tertidur, setiap kali ban mobil melindas jalan rusak pastinya kepala Lutfi seperti kepala wayang golek, oglek-oglek kiri kanan.
Mungkin hanya Tiara saja yang tidak menyimpan rasa cinta pada siapapun, karena bagi dirinya empat sahabatnya adalah belahan hati yang sebenarnya.
Sopir terduduk dibelakang kemudi setir, sejak dari tadi tidak banyak bicara. Dua matanya hanya fokus pada depan jalan, kadang matanya melirik pada spion tengah yang tersekat body belakang mobil seperempat berkaca.
Rada seram juga wajahnya sopir, hampir wajahnya dipenuhi dengan brewok, berambut keriting tebal dan hanya perlihatkan wajah dingin saja sejak dari tadi.
Tiba-tiba mobil berhenti mendadak ditepian jalan tidak tahu berada dimana saat itu. Hanya hamparan lebat semak belukar dan pepohonan tinggi daunnya rimbun dan lebat sekali hampir menyelimuti sekitar hutan mencekam.
"Brug" sontak pipi kanan Lutfi terbentur body mobil dan Tiara saat berdiri juga punggungnya membentur kaca body mobil saat dilirik dari dalam oleh sopir.
"Kalian sebenarnya mau kemana?!" tanya ketus terucap dari mulut Brewok yang mulutnya tebal beratap kumis tebal. Hanya terduduk sesaat menahan kesal, Brewok melirik kaca sipon tengah turun melompat Aiko, Lukas dan Paul.
Sementara Tiara menahan sakit pada punggung belakangnya. Tapi tidak pada Lutfi malahan tidur lagi, kini tidurnya seraya terbaring dikasur empuk, tubuhnya makin nyaman terasa tambah hangat dengan sinar matahari menyinari seluruh tubuhnya.
"Kalian sebenarnya mau kemana?" tanya lagi Brewok kali ini intonasi suaranya rada pelan melirik tapi dingin pada Aiko risih.
"Kami, mau ketempat pemandian air panas terdekat dari sini, Bang." sahut Lukas sebal juga perhatiin gelagat Brewok melihat Aiko.
"Memang masih jauh tempatnya, Aiko?" sembari turun melompat Tiara berjalan sambil dua tangannya seraya menarik minggir Lukas dan Paul. Wajah Tiara terasa marah memerah, Aiko sedikit minggir perhatikan wajah Tiara seakan mulai terasuki setan oni berwajah merah seram bertanduk putih.
Sesaat terkejut Brewok melihat wajah Tiara sudah berdiri disamping dirinya, tangan kanannya Tiara pegang tangan Brewok terasa dingin dan ketakutan.