159 Hari Bersama Renata

Heri ST
Chapter #1

Hari Ke-45

“Ini yang terakhir?” kata perempuan itu seraya bersiap melempar gelang di genggamannya.

“Aku ajah yang lempar.”

Saya menggenggam sisi gelang yang lain. Dia menatap mata saya dengan alis menukik. Lalu menghentak gelang itu, lepas dari genggaman saya.

“Kamu udah tiga kali gagal. Biar aku saja.”

Dia tidak menatap saya lagi. Pandangannya lurus ke depan. Sedetik berselang, gelang itu melayang.

Hap!

Masuk ke kaleng Coca-Cola. Saya tersenyum. Dia meloncat kegirangan. Tenggorokan saya akan basah setelah ini.

“Kamu tahu?” Dia berucap setelahnya. Saat itu kami berada di area luar wahana ombak, salah satu yang saya favoritkan di tempat ini. Meski saya tidak pernah mau naik rangka tak berpelindung itu. Saya bukan anak-anak lagi, dan dia tidak berani naik ombak. “Saya pertama kali minum Coca-Cola pas kelas 6 SD. Hasil nyuri dari warung pinggir jalan.” Saya geleng-geleng, sambil tersenyum. Dia bilang, dia suka dengan senyum saya. Saya tidak tahu seperti apa bentuknya, sebab saya jarang sekali tersenyum saat di foto, atau ketika bercermin.

“Kamu kapan?” Dia bertanya sembari menyodorkan Coca-Cola untuk kedua kalinya.

Lihat selengkapnya