16 Km

Risna Pramesti
Chapter #2

Bicara Dalam Kepala

Lihat, gara-gara dia kamu tidak punya lagi kebebasan. Dia telah merenggut segalanya darimu. Tubuh indahmu, waktumu, dan bahkan suamimu. Sudah seminggu sejak dia ada di rumah, kamu harus tidur berjarak dengan suamimu, kan? Kamu dibuat seolah tidak bisa bergerak kemana-mana. Iya, kan?

Tapi, mereka bilang ini cuma sementara, kok.

Haha, sementara? Sementara sampai kapan? Dua tahun? Tiga tahun? Atau lebih lama lagi tujuh tahun? Jangankan selama itu. Apa kamu yakin masih sanggup hampir setiap hari menahan buang air kecil atau air besar, paling tidak sebulan lagi. Sanggup? Itu baru sebagian kecil, lho. Belum pekerjaan rumah lain yang cuma bisa dikerjakan oleh kamu.

Kenapa diam? Kamu pasti setuju, kan?

Lalu aku harus bagaimana?

Ya, akhiri. Rebut kembali waktumu, kebebasanmu, dan suamimu yang amat kau cintai itu. 

Inigak benar! Kamu... kamu adalah 'dia' yang disebut-sebut akan menjermuskanku. Iya, kan?

Bukan. Aku adalah kamu. Aku adalah dirimu yang menuntut hak untuk bisa memiliki hidupmu yang dulu. Oh, iya jangan lupa rasa sakit saat 'milikmu' yang berharga itu dijahit tanpa dibius selama satu jam. 

Aku mengembuskan napas berat.

Iya. Tiap inci dari tubuhku masih bisa merasakannya dengan sangat jelas, rasa sakit saat perenium-ku dijahit tanpa dibius, akibat terjadi robekan setelah melahirkan. Bahkan rasa sakitnya jauh melebihi kontraksi waktu itu.

Ya, betul. Padahal hanya 60 menit, tetapi justru saat itulah nyawamu hampir melayang. Dan lihatlah sekarang. Bukannya bahagia, kau justru malah seolah kehilangan segalanya. Kau kehilangan dirimu sendiri, Laras. 

Tapi aku tidak tahu bagaimana caranya.

Mmmm..., sebentar, biar kupikirkan. Sepertinya, meniban dia dengan sikut tepat di bagian leher boleh juga. Dengan begitu, dia akan mati sangat cepat.

M-mati? Jadi aku membunuh anakku sendiri?

Oh, bukan. Bukan begitu maksudku. Kamu hanya perlu mengembalikannya lagi ke surga.

Aku diam memandangi makhluk mungil yang masih merah dan berkerut itu. Padahal jika dilihat-lihat dia sama sekali tidak berbahaya. Malah cenderung tidak berdaya. Namun, makhluk sekecil itu kehadirannya mampu memutarbalikkan duniaku tanpa bisa dikembalikan lagi, katanya.

Coba kamu lihat jam di dinding. Sudah hampir setengah dua pagi, dan kamu belum tidur sama sekali. Tiap kamu mencoba untuk tidur, dia bangun minta susu. Begitu terus sampai waktunya kamu benar-benar harus bangun.

Apa maksudmu mengembalikan dia ke surga?

Hhhhmm, memang susah bernegosiasi dengan orang yang kebanyakan mikir. Begini maksudku. Kamu pasti pernah dengar bahwa bayi baru lahir belum punya dosa, iya kan? Itulah mengapa mereka bisa masuk surga dengan mudah.

Banyak juga yang bilang, bayi baru lahir adalah malaikat kecil. Dan malaikat tempatnya ada dimana?

Lihat selengkapnya