Sejak hari dimana Johnny menyatakan niatnya yang ingin mendekati Azura dan menyatakan perasaannya bahwa ia tertarik dengan Si Cantik. Selama enam bulan ini pria tampan itu benar-benar melakukan apa yang ia katakan. Ia benar-benar mendekati Azura dan anak-anak 'mereka'. Johnny selalu bangun pagi dan menyempatkan untuk mengantar anak-anak serta meluangkan waktu sebisa mungkin untuk menjemput pula.
Selama itu pula Azura yang semula sedikit pesimis dengan niatan Johnny. Kini mulai memandang Johnny dan sedikit demi sedikit mulai membuka hatinya untuk pria itu. Pria itu baik. Sangat-sangat baik, sampai-sampai rela melakukan tugas sebagai seorang Ayah. Padahal tidak perlu seperti itu juga, karena Johnny bukan Ayah dari anak-anaknya. Tetapi, dilain sisi Azura sangat kagum dengan keseriusan pria itu dalam mendekati dirinya dan anak-anak.
Hari ini adalah hari weekend. Johnny sebagai Ayah yang baik, ia akan mengajak seluruh anak-anaknya untuk bermain di taman hiburan. Melakukan piknik kecil-kecilan dengan di temani beberapa alat main seperti bola, dan permainan lainnya. Pria itu sudah merencanakannya kemarin saat hari Jumat.
Tentunya dengan berbicara pada anak-anaknya terlebih dahulu, sebelum mengatakannya pada Azura. Karena, jika anak-anak mau, Ibu mereka juga harus mau bukan? Dan benar saja, Azura menyetujuinya. Berterima kasih pada anak-anak yang sangat berpihak padanya kini. Tidak tahu nanti ke depannya.
Mereka sudah bersiap-siap, hanya tinggal menunggu Azura yang sedang mengganti celana milik Felix. Iya, anak laki-lakinya itu mengompol tadi. Karena di ajak bermain lari-larian di dalam rumah dengan Jason. Setelah menunggu selama 10 menit, Azura pun datang dengan menggandeng Felix yang tengah menyengir lebar. Merasa lega setelah mengganti celana, karena melakukan aksi ngompolnya.
"Ready?" Azura dan Felix mengangguk bersamaan. "Felix duduk bersama yang lainnya. Okay?" Felix hanya mengangguk saja. Karena ia memang ingin duduk bersama para Kakaknya di belakang. Terutama dengan Luciana, ia sangat senang jika dipangku oleh Kakak perempuannya itu.
"Azura."
Azura menoleh dan mengangkat kedua alisnya, "Hm?"
"Ada apa di wajahmu?" tanya Johnny dengan wajah yang serius.
Dahi Azura mengernyit kecil, kemudian ia sapukan tangan mungilnya ke seluruh wajah guna membersihkan kotoran yang Johnny maksud.
"Sudah, belum?"
Johnny menggeleng pelan, "Kemari, biar kubersihkan." meminta Azura untuk mendekatinya, namun gadis itu hanya mencondongkan wajahnya. Dan itu bukanlah yang Johnny inginkan.
"Mendekat Azura." pinta Johnny.
Dengan tanpa protes, Azura memajukan langkahnya mendekati Johnny. Hingga kini ia sudah berada di depan Johnny. Sesuai perkataan Johnny, ia mencondongkan wajahnya pada Johnny.
"Tolong bersihkan wajahku, Johnny."
Johnny menganggukan kepalanya, ia mengangkat tangannya menuju wajah cantik Azura. Berniat membersihkan wajah Azura dari kotoran yang sebetulnya hanya akal bulusnya saja. Karena nyatanya, ia hanya ingin melakukan sesuatu pada Si Cantik.
CHUP!
Azura terkejut dengan apa yang baru saja ia dapatkan. Ia memandang wajah Johnny yang entah kenapa terasa sangat dekat dengan wajahnya. Matanya bertemu pandang dengan mata tajam milik Si Tampan.
"Kau cantik hari ini dan aku suka." bisik Johnn, seraya mengedipkan sebelah matanya.
TINN!
"Papa! Mama! Ayo! Jangan bermesraan saja!" kesal Felix dan Ella, duo bungsu yang sudah tidak sabar untuk bermain di taman.
Mendengar teriakan kesal dari duo bungsu, kedua orang dewasa itu sontak saling mundur memberikan jarak, mereka malu sekali karena di pergoki oleh Felix dan Ella.
"Iya, Sayang. Tadi-.. Papa baru saja membersihkan noda di pipi Mama." ujar Johnny, tersenyum manis pada kedua anaknya.
"Tetapi, sekarang sudah hilang?"
Johnny mengangguk singkat, "Iya, sudah. Masuklah lagi. Kita akan segera berangkat."
Felix berteriak senang dan Ella mengacungkan ibu jarinya seraya mengedipkan sebelah matanya pada Johnny, "Oke!" kemudian ia menarik Felix untuk kembali masuk kedalam mobil.
Johnny melirik Azura yang sedang menunduk karena malu. Ia terkekeh pelan melihat wajah cantik Azura yang menunduk malu. Johnny mengangkat wajah cantik itu dengan telunjuknya, membawa gadis itu untuk menatap dirinya.
"Kau malu, hm?"
Azura tidak menjawab, ia hanya mengalihkan pandangannya kearah lain. Membuat Johnny langsung mendapatkan jawaban dari pertanyaannya barusan. Pendaran rona merah di sekitar wajah Azura sudah cukup menjadi jawaban untuknya. Membuatnya tidak bisa menahan senyum.
Johnny kembali mengecup pipi gembil Azura, "Kau sangat menggemaskan, Ma."
Johnny kemudian berjalan menuju mobilnya, dan membukakan pintu untuk Azura, "Ayo, nanti kita di marahi anak-anak lagi." Azura melirik Johnny sekilas, lalu mengangguk pelan. Ia memilih langsung masuk ke dalam mobil, untuk meminimalisir rona wajahnya.
Setelah Azura masuk, tak lama Johnny pun ikut masuk dan menduduki kursi di balik kemudi.
"Siapa yang sudah siap untuk bermain?"
"AKU!!" teriak anak-anak. Membuat Azura dan Johnny tertawa mendengarnya.
"Let's go!"