Karena kalau sama waktu mungkin kamu gak akan kenal pertemuan, hanya mengenal perjalanannya dan perpisahannya
***
Hari itu adalah hari yang melelahkan untukku, ya..bayangkan saja aku sudah dibikin menangis akibat omongan pedas seseorang yang mungkin mulai sekarang dia adalah orang paling menyebalkan, tak sampai disitu, aku juga harus meminta maaf atas kesalahan yang jelas-jelas bukan kesalahanku.
***
Omongan pedas yang tak lagi ku ingat hanya membuatku menangis seorang diri dikamar mandi sekolah, aku yang menangis sambil mengisi air di gayung, sangat kesal, karena omongan nya.
Waktu menyebalkan.
Aku yang sudah susah payah menggambar satu papan triplek dan harus memotong triplek untuk gapura 17 Agustus nanti, malah diejek jelek, "kasar banget sih sama perempuan" kataku sambil cemberut dan diiringi Isak tangis yang kecil.
Sadar sudah terlalu lama dikamar mandi aku segera mengusap air mata yang terus mengalir di pipiku, aku berjalan dengan sedikit malas keruangan projek kami.
***
"Ini.." taruh ku kasar gayung itu di lantai dekat Waktu, aku tak segera menyelesaikan pekerjaan ku, aku melihat kakak kelas yang mulai bekerja dan aku duduk di atas meja dan kursi lipat sambil mengambil satu triplek kecil bekas.
Saat sedang asik mengipas mataku tertuju pada sebuah gambar yang digambar di atas triplek itu, gambar seorang perempuan, lebih tepatnya belum sepenuhnya jadi, aku lantas melihat Waktu dengan tatapan yang kosong, lalu bertanya dalam hati, "siapa perempuan ini waktu?", Tanpa basa-basi aku segera mengambil pensil terdekat dan melanjutkan gambar tersebut dengan deskripsi wajahku, disela-sela gambarnya aku menyelipkan kata maaf.