Setelahnya aku akan sadar bahwa perasaan ini harus benar-benar gak boleh ada
***
"Aku di mobil ini kan?" Tanyaku pada temanku yang bernama Wawa, "iya, Sa..., Tapi kamu didepan duduknya, disini udah pada ngetag Sa, telat lu datangnya" ucapnya padaku, aku yang cemberut hanya bisa duduk di bangku tengah.
Ya.., gak berasa udah hari h kita berangkat LDKS, perjalanan yang cukup membosankan karena, ditempuh selama kurang lebih 6 jam, duduk selama 6 jam lebih baik daripada harus melamun memikirkan Waktu.
Selama perjalanan kami hanya bercanda, lalu tertidur, lalu makan, dan tidur lagi, tapi tidak denganku, aku mendapatkan momen yang sangat aku tidak bisa dapatkan lagi, membosankan tapi sangat inda jika diingat.
***
"Gilaaa...capek banget woy pantat gua, gara-gara duduk enam jam, gila mati rasa dah abis ini" eluh temanku yang lain, "ehh.. jangan ngeluh dulu, abis ini kan masih ada yang lebih-lebih.." ucap Waktu yang tiba-tiba muncul dari belakang ku, aku yang kaget langsung melihatnya dalam diam, lalu ia terlihat tersenyum jail, senyum yang sangat indah untuk dibagikan ke semua orang, setelahnya ia segera pergi ke mobil barang untuk membantu membawa barang-barang ke kapal.
"Semuanya dengar dulu..!, Habis ini kita akan pergi ke kapal yang siap menuju ke pulau, siap-siap ya, antri jangan selak-menyelak, sama jangan bercanda!" Tegas guru ku, "siap Buu!" Sahut kami semangat.
Pulau yang akan kami tinggali beberapa hari itu memang di tengah lautan, pulau yang terpencil seperti pulau seribu, namanya pulau Liwungan, butuh sekitar 30 menit lebih untuk menuju pulau itu menggunakan kapal nelayan.
Semua teman-temanku berebutan untuk pergi ke barisan paling awal, namun aku sebaliknya, aku ingin yang jadi terakhir masuk kapal, kami yang gak tau jalan apa yang dituju untuk ke kapal sangat semangat, namun itu semua berubah saat kami melihat jalan untuk menuju naik ke kapal, jalan yang hanya dibantu oleh 4 bambu yang ditopang oleh bambu lain dibawahnya, lalu itupun tanpa pegangan, semuanya menjadi terbalik, berebut untuk menjadi yang terbelakang, namun terlambat itu semua, yang didepan sudah dipaksa walaupun takut, sedangkan yang dibelakang yaa..menego-nego agar bisa jadi yang terbelakang, namun gagal.
***
Kini giliran ku untuk naik ke kapal, tapi sama sekali tidak ada perasaan yang menakutkan, aku hanya berpikir satu, "kalau jatuh pasti berabe", batinku dalam hati dan sedikit tertawa.
***