2 TAHUN

sandhya
Chapter #7

Kenyataan

Aku dan kamu memang pernah jadi kita, aku dan kamu memang pernah jadi cinta, tapi tak selamanya.

***

"Saaa.. ke kantin yukk" ajak paksa Wawa dan Lily, "engga ah.." jawabku ogah, "ahhh...lu mah, kenapa sih?, Jadi sering gak mau diajak kemana-mana?" Rewel Lily, tiba-tiba kedua tanganku ditarik oleh mereka berdua, mau gak mau harus mau ikut mereka, ah menyebalkan.

"Yang sampai ke kantin duluan itu yang dijajanin lima ribu, deal?" Ucap Lily saat di lorong kelas, "deaallll!" Sahut Wawa begitu antusias, aku yang melihat hanya ber-oh pendek, malas sekali rasanya, "tu..wa..ga.." ucapan Lily setelahnya mereka berdua lari menuruni tangga dengan gaduh, sedangkan aku?, Aku santai jalan dengan malas, aku terlalu malas untuk ke kantin.

"Pasti mereka udah sampai bawah duluan, siapin uang dulu deh biar langsung traktir mereka" ucapku dengan pelan lalu mengambil dompet.

"Sruk.."

Dompet yang ku ambil jatuh dari tanganku, dengan refleks mengambil, sayang saat mengarah ke atas aku melihat seseorang di depan ku, aku berdiri sekitar 5 langkah disampingnya yang sedang melihat kebawah dari kelasnya yang berada di lantai dua, dia membuat sedikit lekukan senyum di wajahnya membuatku tak penasaran kenapa.

Aku sedikit mengintip siapa yang dibawah sana, padahal tau siapa yang dilihat, namun bukan itu yang membuatku sakit hati bukan Adek kelasku yang sedang menatapnya dari lantai dua tapi, senyuman balasan dari orang yang hanya memberikan senyuman itu ke orang tertentu.

Ya senyuman Waktu...iya Waktu, dan tentu saja bukan lain, bukan siapa yang menerima senyum itu, Puput.

Jangan kaget, memang itu kenyataan nya, beberapa Minggu setelah balasan Waktu, aku mengetahui segalanya, seseorang yang selalu dibilang segalanya oleh Puput adalah Waktu, saat tau kenyataan itu, kaki ku lemas, untuk berdiri harus dipaksa, dunia terasa runtuh, kupu-kupu yang menghiasi perutku mati begitu saja, wajah memerah seperti kepiting rebus hanya angan-angan yang ga akan pernah terjadi, segala saksi bisu dan kenangan adalah mimpi yang tidaklah lebih dari bunga tidur.

***

Beberapa Minggu yang lalu

"Kak... sebenarnya aku pingin jujur" perkataan Puput saat itu adalah hal yang setelah nya sama sekali aku sesali karena, aku mendengarnya.

"Aku udah lama, ga lama banget sihh..., Deket sama ka Waktu.." ucapan yang belum membuat ku goyah, toh semua juga dekat dengan Waktu, "...kami udah pernah telponan lima jam, saling tukar cerita, Dann..." Ucapan yang belum selesai membuat ku lemas, ada yang gak beres untuk perkataan selanjutnya, pikirku, dan benar saja, "aku sama Kak Waktu saling Sukaaa..., Dia bilang itu ke aku kak, ke akuuu!!" Persis akhir dari ucapannya, aku terdiam berusaha tak menunjukkan ekspresi apapun, aku tau betul dia sengaja melakukan itu karena, tau aku dekat dengan Waktu, hatiku hancur, aku memarahi diriku sendiri atas kesalahan ekspetasi ku, aku menjatuhkan diriku ke dalam sumur yang sangat dalam, bahkan aku gak tau persis sedalam apa.

***

Ucapan yang kini masih membekas dan Aku masih tak bisa benar-benar keatas sumur itu.

Lihat selengkapnya