Segala perkara hadir dan menyapa. Kadang kala duka lara dan sengsara datang bersamaan. Nyatanya meskipun demikian tetap akan ada rasa lain terselip diantaranya, walau hanya secuil kebahagiaan dan harapan. Sebagian manusia senang bercerita, mencoba menarik simpati dari sesamanya. Sebab dengan bersuara, hati mereka akan merasa lebih baik nantinya. Namun, sebagian lainnya memilih untuk menyimpannya dalam ingatan. Untuk dikenang, meskipun berisi segala rasa yang kacau. Sebab baginya, cukup untuk disimpan dan menjadi pelajaran dalam kehidupan.
“Jangan tunggu aku di atas puncak. Tetapi, mendakilah bersamaku.”
Sebuah kalimat pemanis yang pernah terucap dari manusia sedingin es batu.
“Namun, jangan pernah sesekali kamu menghalangi jalanku untuk mencapai impianku. Sebab, siapapun itu yang menghalanginya maka ia akan ku lepaskan, lebih kejamnya akan ku singkirkan.”