25

Imajiner
Chapter #1

1. Kelulusan

Suara riuh bergemuruh di lapangan SMA Mandala menandakan selesainya pidato dari kepala sekolah atas keberhasilan seratus persen kelulusan SMA Mandala dalam pelaksanaan ujian nasional. Suasana canda dan haru menyelimuti kala itu dan gue, Bimo Pradana, ikut luput dalam kebahagiaan ini.

Sebenarnya perasaan gue ini masih campur aduk. Rasa senang karena sudah keluar dari masa SMA, masa di mana gue diharuskan belajar pelajaran yang nggak gue sukai sama sekali sampai ketemu dengan beberapa guru yang sifatnya buat kepala gue pusing. Namun disisi lain gue juga merasakan kesedihan, mengingat akan berpisah dengan beberapa teman karib dan juga berpisah dengan Tantri yang nggak bakalan gue lihat setiap hari lagi. Untuk Tantri, bakalan gue ceritain nanti yang jelas dia adalah cewek yang gue sukai sejak lama.

"Bengong aja lo" pungkas Adni yang menepuk pundak gue dengan keras.

Adni adalah salah satu dari teman karib gue dan teman sekelas di SMA. Gue bisa gambarkan dia siswa yang biasa – biasa saja, namun untuk pendidikan jasmaninya jangan ditanya. Adni pandai renang, senam, hingga berolahraga apapun itu. Bahkan dia memecahkan waktu lari keliling SMA Mandala. Terakhir gue tanya, dia bakalan daftar masuk TNI bulan depan. Cocok banget buat dia.

"Bengong dari mana, gua sedih tahu Ni!"

"Sedih ya nangis, bukannya bengong." jawab Adni remeh.

"Berisik aja lo ah."

"Gua tahu elo bengongin siapa, pasti si Tantri."

Sebagai sahabat karib gue, dia memang tahu kalau gue menyimpan rasa ke Tantri. Tapi gue selalu meminta ke dia supaya jangan berisik dan tidak kasih tahu soal ini ke siapa-siapa. Kenapa begitu? Nanti kalian pasti tahu.

"Elo bisa aja nebaknya Ni."

"Ada apa nih ah bisik-bisik, kayak cewek aja kalian."

Perkenalkan Doni, sahabat karib gue yang lain. Dia jauh lebih berisik dan heboh ketimbang Adni, sifatnya yang masa bodoh membuat gue terkadang benci kepadanya. Doni bisa dibilang long-life temen gue. Sudah dua belas tahun aku bersama dia, dari SD sampai SMA sekarang dia masih jadi temen gue.

"Apa sih lu Don, nyamber aja." sindir Adni.

"Gue tahu, kalo elo udah ngobrol berduaan, bisik-bisik nggak jelas, pasti nggak jauh dari bahasan yang jorok."

"GIla lo! Kita nih sedih tahu mau pisah. Malah disangka mikir jorok. Dasar." balas gue.

"Ya Terus lagi bahas apaan? Kasih tahu dong." imbuh Doni dengan rasa pengen tahunya yang besar.

"Kita itu lagi bahas..."

Belum sempat Adni bercerita, datanglah Tantri, Mia dan juga si brengsek Ary. Yang selalu di samping Tantri.

"Hey semua, maaf-maaf ya kalau aku ada salah-salah ke kalian." ucap Tantri dengan nada menaik.

"Iya saya juga minta maaf ya." lanjut Mia

"Iya sama-sama. Senang kenal sama kalian" pungkas Adni.

Lihat selengkapnya