25

Imajiner
Chapter #5

5. Lima Tahun Kemudian

Gue menerima ajakkan Doni untuk datang ke acara reuni kelas di sebuah pondok kopi yang jaraknya cukup jauh dari rumah. Gue pun sudah sampai di tempat tujuan dan langsung sibuk membuka handphone untuk bertanya ke Doni di mana posisinya sekarang.

"Bimo?"

Gue kebingungan mendengar suara tersebut dari mana, setelah gue turun dari motor dan mencari suara tersebut, rupanya itu suara Tantri.

"Tantri? Apa kabar?"

Kami bersalaman sejenak, kulihat senyumannya masih manis seperti dulu. Tidak pernah berubah.

"Gue turut berduka ya Bim soal ayahmu." ucap Tantri pelan.

"Iya Tan, terima kasih ya."

"Maaf gue nggak bisa datang, gue lagi di Surabaya Bim."

"Nggak apa-apa kok Tan, doanya saja cukup."

Tidak mau berlarut dalam kesedihan karena kejadian itu sudah lama, gue langsung mengganti topik pembicaraan.

"Ary mana Tan?"

"Ary? Dia masih kuliah kayaknya Bim."

"Kok kayaknya? Elo nggak sama dia emangnya?"

"Kami udah putus Bim, sejak gue dapat tawaran kerja di Surabaya, gue rasa hubungan ini nggak bisa berlanjut lagi."

Mendadak gue berhenti berjalan. Gue kaget ketika dia bicara seperti itu dan gue juga kaget kalau dia sudah bekerja.

"Kok jalannya berhenti?" tanya Tantri.

"Ehm.. Enggak Tan, kaget aja gue."

"Kaget gue putus sama si Ary?" ujar Tantri sambil mencubit gue.

"Bu.. Bukan gitu kok." balas gue kikuk.

"Udah ah, ngobrolnya di dalam aja yuk."

***

Lihat selengkapnya