254

Hujan Luka
Chapter #9

Sembilan

Syifa pun menginjak rem saat mobilnya berada di depan rumah setelah ia melaju di jalanan dengan kecepatan tinggi.

Astaga, kepanikannya itu bisa-bisa membuat dirinya sendiri celaka. Syifa menarik nafas dalam, lalu menghembuskannya dengan pelan. Ia berusaha menetralkan detak jantung yang berpicu tiga kali lebih cepat dari biasanya.

Padahal orang itu tidak menghampirinya, dan mungkin saja orang itu sudah lupa dengannya, tapi kenapa dia harus setakut ini?

Setelah merasa dirinya telah tenang, Syifa membuka pintu mobil lalu ia turun berjalan menuju gerbang rumahnya yang tinggi bercat hitam untuk membuka gerbang itu.

Syifa tak punya pembantu, tak punya penjaga rumah seperti satpam, jadi semuanya ia lakukan dengan sendiri.

Gerbang pun didorong sampai Syifa memperkirakan bahwa mobilnya bisa masuk. Syifa pun kembali membuka pintu mobil, lalu menyalakan mesinnya lagi, membawa mobilnya itu menuju garasi.

Setelah memarkirkan mobil di garasi lalu menutup folding gatenya, Syifa kembali menutup gerbang sebelum ia masuk ke dalam rumah. Ia butuh mandi, dengan harapan mandi bisa membuat seluruh perasaan takutnya hilang.

Ya semoga saja.

***

Grup 'orang tampan' (3)

Putra: lah gimana ceritanya lo keselip orang?

Haidar: bego sih:(

Haidar : ini sakitnya setara dengan pacaran lama ditinggal nikah wahahahahaha

Fahri: gue cerita buat dapat saran, bukan dikatain. Jadi bisa ga serius dikit?

Haidar: mana sempat, keburu diambil

Putra: he'em mana sempat

Fahri: bodoh :)

Haidar: yah jangan ngambek dong kak, jadi atut :(

Putra: plis, dar

Putra: geli

Fahri: WOI JADI INI GIMANA??

Putra: ya gas lah, ribet amat

Fahri: ga bisa gitu

Fahri: masalahnya ini gue udah feeling banget kalau syifa suka sama orang itu

Fahri: kalau gue bilang langsung terus nanti bagaimana syifa jadi menjauh?

Haidar: astaga aku tidak bisa membacanya, konten ini mengandung bucin

Putra: lo tuh ya, ri

Putra: kebanyakan pake teori, ujung-ujungnya malah patah hati

Haidar: waduh kasih tau kak

Fahri: ya habis gimana, gue udah kodein dia dari dulu ga peka-peka

Haidar: ya dia mana tau kode lo lah bego

Haidar: astaga baru kali ini aku ngatain orang pintar :")

Haidar: rasanya tuh kayak masa depan gue udah terlihat gitu

Putra: selesain dulu skripsinya bos, skripsi dari tahun lalu ketunda mulu juga sok bicara masa depan

Fahri: wkwkwkwkwkwkwkwk

Haidar: eh ketawa ya lo, lo mikir gue ga bisa ketawain nasib percintaan lo apa?

Lihat selengkapnya