Sejauh apapun kita pergi, meski dapat menembus langit dan bumi, kematian tidak bisa dihindari. Mau tak mau akan tetap mati, tak bisa dinegosiasi apalagi ditunda barang sedetik pun. Tak bisa ditolak, dicegah, dan dibentengi.
~Ailin Wajdi~
Semua penduduk kota telah pergi, menyisihkan sepi dan dingin yang amat mencekam. Kini, kota tempat siswa kelas XI Bahasa-5 tinggal menjadi kota mati, seperti tanggal 28 dan 29 Febuari sebelum-sebelumnya.
Pernah ada beberapa penduduk yang tak memiliki anak remaja sekisaran usia 15-17 tak meninggalkan kota dan tetap memilih tinggal. Mereka pun merasakan ketakutan, keresahan, dan kesepian yang teramat sehingga kapok jadinya.
Clak ... clak ... clak daging busuk dan darah jatuh merembes ke jalanan dengan seiring angin berhembus kencang. "Sunyi,'' ucap roh kesepian sambil terus berjalan menelusuri jalanan kota. Terlihat gaun warna hitam dan rambutnya menari-nari tersebab dicium angin.
~*~