Di dalam kegelapan itu akankah kita temukan cahaya atau hanyalah kesepian yang abadi?
~Kelas XI Bahasa-5~
Na...na...la...la...lala...
Mikha menutup mulut dengan tangan agar napasnya yang memburu tak terdengar oleh Helen yang kini sudah menjadi boneka iblis dengan mata merah menyala yang teramat menyeramkan, tetapi sia-sia napasnya malah semakin memburu dan tubuhnya bertambah lemas serta bergemetar hebat. Sementara itu Helen dengan santainya membuka satu persatu pintu toilet hingga ia mendapati pintu yang dikunci.
"Baiklah!'' gumam Helen sambil menyemburatkan senyuman yang mengerikan, lalu ia mengetuk-ngetuk pintu tersebut secara berirama membuat Mikha semakin takut dan resah, tok ... tok ... tok ....
Sungguh ia tak mau mati secepat ini dan secara mengenaskan. Mikha pun menahan pintunya lebih kuat sambil kembali menangis ketakutan, agar tak terbuka ketika Helen mendobraknya.
Dag ... golok panjang dan sangat tajam menembus pintu dan dada Mikha. Darah pun mengalir dari tubuhnya dan terlihat matanya membeliak, akhirnya ia mati juga secara mengenaskan. Sementara, Nadila di kelas sepuluh IPA-3 tengah duduk dengan tenangnya sambil berbicara kepada boneka replika Ray. "Ray itu menyedihkan!'' Sedangkan Arius tengah membalut luka Ailin dengan gorden yang ia sobekkan, di dalam kelas 12 IPS-2.
Terlihat Ailin tak hentinya menangis, begitu pula dengan tubuhnya tak henti bergemetar. "Kenapa kita gak nolong Lara, Ar?'' tanyanya penuh sesal karena tak bisa diandalkan.
Perasaan Arius terasa luruh, ternyata seorang Ailin yang begitu keras kepala, egois, dan apatis juga masih memiliki nurani dan mementingkan orang lain walau ujung-ujungnya tetap tak berdaya.