“Alhamdulialah, aku sangat senang mendengar kabarnya, Pekerjaan itu sangat cocok buat kamu sayang”,ucap hendro
“Apa yang cocok, kerjanya rendah. Cuma mengurus bayi”,ucap almas.
“Semua pekerjaan tidak ada yang rendah, semua sangat mulia di mata allah tergantung bagaimana kita memaknainya. Apalagi mengurus bayi, itu sangat mulia sekali. Udah di gaji, belum nikah aja udah dapet kepercayaan mengurus bayi dan dapet pahala",ucap hendro.
“Makasih sayang, kamu udah dukung aku, kalau begini aku makin sayang kamu dan enggak salah milih kekasih",ucap almas.
“Itu udah tugas aku, dan tugas kita berdua saling mengigatkan satu sama lain, jika diantara kita sedang jatuh",ucap hendro.
“Sayang, aku sangat mencintaimu, walau pertemuan kita ini sangat baru, apakah kau sedemikian rupa perasaanmu terhadap aku”,tanya almas
“Begitupun denganku, aku juga mencintaimu”,ucap hendro.
Mereka berjalan dan keluar dari mall tersebut, dengan mengendarai motor melanjutkan perjalanan. almas memeluk erat kekasihnya itu. melewati kendaraan lain hendro melaju dengan cepat, beberapa kilo meter terlihat ada danau di pinggir jalan. akhirnya menghentikan motornya menepi di danau tersebut, menselahkan standarnya dan memutar kunci.
"Kok' berhenti disini?...", tanya almas
"Kita istirahat sejenak, lagian keren kan tempanya. oh ya... kamu lihat matahari disana",ucap hendro sambil menunjukan ke arah matahari.
“Ia aku melihatnya.”jawab almas.
“Matahari itu terbenam di waktu sore, dan akan terbit di waktu fajar dan seterusnya setiap hari. Namun tidak seperti cinta aku kepadamu. Akan selalu bersinar walau termakan zaman”ucap hendro dengan menyakinkan.
“Apakah yang kau katakan itu semua benar?....., tanya almas dengan wajah memerah dan mata berkaca-kaca”.
“Cinta itu bukan hanya mencintai, namun saling kepercayaan satu insan dengan yang lain. Jika kau percaya maka cinta itu selalu ada, jika engkau meragukuanya maka ia akan pergi begitu saja tanpa seijin pemilik hati ini. Dan aku bertanya lagi kepadamu, apakah kau mempercayaiku?...., tanya hendro dengan tatapan tajam”.
“Aku mempercayaimu sayang", ucap almas.
(hendro memegang erat tanggan almas)
“Demi sang pemilik langit dan bumi, suatu saat nanti, aku akan menikahimu, apakah kamu mau jadi bagian cerita kecilku..”, ucap hendro yang semakin percaya diri.
“Demi tuhan, aku mau jadi wanita yang selalu mendampingimu suka maupun duka”, ucap almas
(Hendro dan almas mereka berpelukan dengan erat di bawah sang surya yang mulai tenggelam)