3 tahun yang berbeda

Yuwo
Chapter #2

Tak menghargai perasaan

Senja sudah meninggalkan sore. Langit pun perlahan berwarna hitam. Dihiasi dengan bintang dan bulan yang bersinar terang. Mencoba menahan rasa cemburu yang datang secara tiba-tiba ketika dia ingin jalan bersama temannya. Aku tak tau pasti, teman nya itu cowok atau cewek dari sekolahnya atau dari teman baru disana. Dia tak bilang kepadaku dia akan pergi bersama Della, Wulan , Jemmy dan kedua temannya itu. Aku sih tak cemburu sebenarnya jika dia pergi bersama siapapun. Tapi setelah dia berfoto dengan Della mantannya itu tanpa bilang kepadaku rasa kecurigaan itu terus menghantui. Aku mencari kepastian dengan aku menelfon Wulan. Wulan kan sahabat ku sejak aku masih kecil. Dia juga yang memperkenalkan aku dengan Pramudya. Tak mungkin dia akan berbohong kepadaku. Aku bertanya kepada Wulan.

"Bersama siapa Pramudya pergi?"

"Pramudya pergi bersama kita." Ucapnya.

Aku bertanya kepada Wulan secara detail. Katanya Wulan, bahwa dia pergi jalan-jalan naik bis bersama kita yang enam orang mengikuti perlombaan itu. Jalan-jalan ini bertujuan mengurangi ketegangan sebelum perlombaan. Setelah Wulan menjelaskan itu, Aku percaya sepenuhnya sama Wulan. Kirain Pramudya perginya sama Della doang. Fikiranku yang terus dihantui kecurigaan tentang Pramudya dan Della. Lagi santai duduk di ruang tamu aku melihat instastory Wulan di media sosial. Setelah aku melihat instastory itu aku sangat terkejut banget. Tanpa sengaja Wulan itu memvideokan aktivitas mereka di bis. Itu aku melihat sekilas bahwa Pramudya duduk disamping Della. Video itu memang tak terlalu menampakkan jelas mereka berdua duduk bersampingan. Tapi aku menduganya bahwa itu memang sekilas beneran mereka. Aku hafal banget baju yang dipake sama Pramudya itu. Soalnya itu baju yang pertama kali dia pake pas kita bertemu saat dia menjanjikan komitmen itu. Jadi aku hafal banget warna dari baju itu. Tak mungkin aku salah melihat. Aku berusaha berfikir positif. Bahwa dia hanya berteman tak lebih dari itu. Aku percaya Della tak menusuk aku dari belakang. Aku tau dia sedang renggang dalam hubungannya. Tapi bukan berarti dia harus menghancurkan hubungan orang lain kan.

Hari yang ditunggu-tunggu telah tiba. Dia akan berlomba dengan perwakilan dari berbagai sekolah. Setelah melawan beberapa sekolah dalam perlombaan hingga tersisa beberapa kelompok yang bersaing merebutkan juara. Alhamdulillah kelompoknya Pramudya masuk 3 besar. Penentuan siapa yang akan mendapatkan juara. Dia pun menyuruh Wulan untuk video call aku. Katanya biar aku bisa melihatnya lomba sekaligus untuk menambah semangatnya. Aku melihat dia berlomba dari kejauhan. Aku selalu men-support dia apapun itu. Selama itu tak merugikan orang lain. Aku menyaksikan sampai akhir. Akhirnya kelompoknya dapat memenangkan perlombaan cerdas cermat itu sebagai juara 1 melawan perwakilan-perwakilan dari berbagai sekolah. Walaupun bukan aku yang berlomba tapi aku sangat bangga ketika dia bisa berhasil memenangkannya. Dia berterimakasih kepadaku lewat video call karena telah menontonnya sampai akhir dan menambah kepercayaan dirinya. Hingga dia benar-benar membuktikan bahwa dia mampu memenangkannya. Saatnya grup yang perempuan lagi berlomba untuk menampilkan yang terbaik. Persaingan pada grup perempuan lebih ketat dan sulit untuk dikalahkan. Tetapi kali ini endingnya berbeda. Mereka tidak dapat memenangkannya. Mereka gugur di 5 besar. Pecah tangisan mereka saat gugur di perlombaan tersebut. Della menangis hingga sesak dan dia dibawa keruangan kesehatan. Disitu Pramudya sangat memberikan perhatian yang berlebih kepada Della. Hingga dia menjanjikan kepada Della. Setelah Della sehat, Pramudya akan membawa nya jalan-jalan ke tempat wisata daerah sekitar perlombaan itu bersama Wulan dan Jemmy. Dia langsung sehat walafiat setelah mendengar janji itu. Mau tidak mau Pramudya pun menepati janjinya yang telah dia ucapkan didepan Della. Pramudya bersama Della goncengan menggunakan motor yang disewakan di tempat tersebut. Sedangkan Wulan melakukan hal yang sama bersama Jemmy. Disitu nampak jelas ekspresi dari Della senang banget. Pramudya pun begitu sebaliknya. Aku tak tau pasti perasaan yang dulu apakah muncul lagi. Aku juga tak tau apakah Della kembali jatuh cinta kepada Pramudya. Intinya mereka berdua sama-sama tak menjaga perasaanku dan perasaan dari pacar Della. Kalau pacar Della tau tingkah nya Della diluar seperti ini bersama Pramudya pasti dia akan marah banget. Aku saja mengetahui hal ini rasanya sakit banget. Masalahnya Pramudya tak bilang kepadaku bahwa dia akan jalan bersama Della. Biarpun aku mengenal Della dan aku tau bahwa Della itu tidak mungkin akan menyimpan perasaan kepada Pramudya. Walaupun mereka berteman baik tetap saja ada hati yang tersakiti jika mereka jalan bergoncengan berdua. Karena mereka sudah pernah mengisi hari-hari nya satu sama lain. Hal itu tak dapat dipungkiri. Karena mantan hakikatnya pernah menjadi orang spesial juga dalam hidupnya. Untuk jatuh cinta kedua kali pada orang yang sama, mungkin bisa terjadi.

Aku pada malam itu pun diajak teman-teman untuk nongkrong di cafe gitu. Tapi aku menolaknya karena ada teman-teman cowok yang akan hadir. Aku menjaga perasaannya Pramudya. Takut dia cemburu. Karena disalah satu janji komitmen yang kita ucapkan bahwa harus bisa saling menjaga perasaan satu sama lain. Tandanya jika aku bersedia ikut pasti akan menyakiti hatinya. Apalagi ngumpul nya bakal kehadiran teman-teman cowok yang jarang bertemu. Pastinya akan bercerita tentang zaman dulu yang pastinya akan keasikan bercerita. Takutnya dia merasa cemburu berlebih gitu. Karena rasa itu berawal dari sekedar teman. Seperti aku dan dia. Jadi aku memutuskan untuk menolak ajakan dari temen-temen. Janji komitmen itu akan aku jaga sepenuh hati. Jadi, Aku berusaha menjaga itu. Tetapi mengapa dia seolah-olah lupa akan janji yang dia ucapkan sendiri. Tapi biarkan aku yang memendam kekecewaan ini. Dia tak perlu tau. Hingga larut malam aku mecoba menunggu kabar dari dia. Tetapi tak kunjung handphone ku berbunyi. Padahal aku berusaha menunggu hingga mataku tak kuat bertahan menatap layar handphone. Aku tak tau apakah dia lupa kepadaku. Apakah dia menemukan kebahagiaan baru. Apakah dia bisa tertawa lepas tanpaku. Aku tak tau pasti. Intinya disini aku mencoba berfikir positif demi menjaga komitmen yang telah kita pertahankan menuju 3 tahun ini. Perjalanan menuju 3 tahun kita berkomitmen ini merupakan fase terberat untukku. Sebelumnya aku tak pernah merasakan kekecewaan sedikit pun bersama dia. Tapi kali ini aku benar-benar merasa kecewa. Bukan hanya pada Pramudya tetapi pada Della juga. Della lah yang perlahan memecahkan komitmen yang telah kita pertahankan ini. Tapi aku bukan pacarnya jadi aku tak bisa menuntut banyak dari dia. Aku juga harus tau diri terhadap posisiku ini. Mau marah tapi takut dia bilang, emang kamu siapaku? jadi tambah sakit hati. Lebih baik berkaca dan lebih tau diri aja.

Lihat selengkapnya