3 tahun yang berbeda

Yuwo
Chapter #3

Kebohongan mendalam

Walau pengakuan dari Wulan bahwa Della hanya teman biasa tak ada perasaan lebih pada Pramudya. Berdamai dengan masa lalunya sudah aku lakukan. Nyatanya aku sudah berteman baik pada Della. Della juga sudah mengenal aku luar dalam. Della juga tau seluk beluk hubunganku seperti apa. Masa dia tiba-tiba ingin merusak hubunganku dengan dia dekat sama Pramudya. Masa dia tega punya niat seperti itu. Tidak mungkin setega itu Della padaku. Aku ingin sebenarnya bertanya langsung padanya hanya saja tidak mungkin dia akan jujur padaku. Pasti dia akan katakan padaku, pertanyaan gila. Tidak mungkin lah suka sama Pramudya. Itu juga pertanyaan bodoh jika aku tanyakan langsung pada Della. Sedekat-dekatnya seseorang bercerita masalah perasaan tetap saja ada yang ditutup-tutupi. Tidak semua perasaan itu bisa diungkapkan apalagi diceritakan. Tapi Aku yakin Della hanya ingin memanas-manasi pacarnya. Agar pacarnya merasa menyesal sudah membuat Della sakit hati. Tak lebih dari sekedar itu. Aku percaya dan yakin pada Della dan Pramudya. Dia tak mungkin mengkhianati komitmen dan sahabat nya sendiri. Tapi Aku tak habis fikir mengapa aku selalu mengingat satu rasa yang tak menguntungkan untuk diriku. Padahal masih banyak rasa yang membuat aku bahagia. Jika tak segera mendapatkan kejelasan, hati ini berasa ada yang ganjal.

Keesokan harinya aku meminta bertemu dengan Wulan. Aku ingin menanyakan kejelasan tentang hal kemarin terhadapnya.

"Apakah benar bahwa Della dan Pramudya kemarin jalan bareng?" Tanyaku meminta penjelasan.

"Ehmm....Aku dan Jemmy tidak jalan bersama dengan Pramudya dan Della." Jawab Della kepadaku

Della terlihat gugup menjawab pertanyaanku. Dan jawabannya seperti tak menjawab pertanyaanku.

"Kok bisa tak jalan bersama? Sedangkan aku melihat Della dan Pramudya jalan dari video yang kamu bagikan di social media."

"Kita memang jalan berempat awalnya. Terus kita pisah ke tujuan masing-masing." Ucapnya penuh keraguan.

Aku bertanya tentang kedekatan mereka. Kalau masalah dia dekat atau gimananya. Wulan tak mau jawab sejujurnya. Dia mencari alasan agar dia bisa tetap menjaga perasaanku. Aku paham betul gimana posisinya Wulan. Satu sisi Wulan adalah sahabat ku sejak kecil. Sedangkan Wulan juga teman dari Della dan Pramudya. Tak mungkin dia memunafikan salah satu diantara kita. Dia juga pasti tak enak hati jika menjawab dengan jujur persoalan ini. Dia tau pasti aku bakal sakit hati. Sebab itu dia mengalihkan pembicaraan setiap kali aku membahas soal Della.

Setelah aku bertemu dengan Wulan. Aku memutuskan untuk pulang. Ditengah perjalanan pulang, aku ditelfon oleh Della untuk bertemu. Aku pun tak jadi pulang kerumah. Akhirnya aku singgah di tempat makan gitu sambil nungguin Della datang. Ternyata dia memintaku bertemu dikarenakan dia ingin curhat kepadaku. Dia pun akhirnya datang menemuiku. Dia curhat bahwasannya dia baru saja putus dengan pacarnya. Karena dia kemarin lihat pacarnya komunikasi dengan cewek lain tanpa sepengetahuannya dia gitu. Berfoto bersama cewek lain tanpa memberitahukannya. Jadi dia marah kepada pacarnya. Lalu, dia memutuskannya. Dia menceritakan semua tentang hubungannya hingga dia menangis dihadapanku dengan penuh sendu. Aku pun tak tega mendengar cerita dari dia. Jadi, aku mengurungkan niat ku untuk bertanya soal kemarin itu. Menurutku ini bukan waktu yang tepat. Mungkin lain kali bisa bertemu untuk membahas soal ini.

Aku memberanikan diri untuk menulis sebuah blog tentang kisah percintaan yang aku alami ini. Karena aku bingung harus curhat pada siapa. Semuanya tak memberikan solusi. Aku yakin pasti bukan hanya aku saja yang mengalami kisah seperti ini. Alhamdulillah kisah yang aku tulis sedikit demi sedikit ini dapat respon baik bagi pembaca. Bahkan pembaca pun ikut masuk dalam kisah yang aku tulis ini. Aku pun juga dapat banyak saran dari mereka untuk menghadapi masalah seperti ini. Tak sedikit orang bahkan bercerita tentang kisah percintaan nya yang tak jauh sama kisah yang aku alami ini. Memang tak mudah menjalin hubungan tanpa adanya ikatan. Mau marah tapi bukan siapa-siapa. Hanya dianggap sebagai teman tapi diperlakukan spesial. Berharapnya sih cukup sampai sini saja cobaan dalam hubunganku. Semoga tidak berkepanjangan. Aku fikir kisah ku ini adalah kisah tersulit dalam hubungan percintaan. Ternyata banyak orang yang jauh lebih rumit lagi dari kisahku ini. Ada yang sudah saling cinta tapi tak direstui orang tua. Ada yang direstui orang tua saling sayang tapi beda agama. Ada yang seiman direstui orang tua tapi tak saling cinta. Ada yang direstui orang tua, seiman tapi dianya gak suka. Itu lah beberapa fase-fase cobaan yang harus kita hadapi. Kita tak dapat pungkiri hal itu. Salah satu dari itu pasti terjadi dalam setiap hubungan. Kita hanya bisa mengikuti semua rute yang telah Allah persiapkan untuk kita demi yang terbaik. Kita cukup terima saja dan dijalankan.

Seharian aku berbaring di kamar, dia tak ada sama sekali mengabari ku. Cuma bilang Good Morning doang pagi tadi. Setelah itu tak ada lagi dia menanyakan kabar ku. Aku sudah menelfon nya berkali-kali tetap saja tidak diangkat olehnya. Aku chat spam berkali-kali tetap saja dia tak membalas pesan. Karena aku sangat khawatir sama dia. Tumben dia seperti ini tak seperti biasanya. Biasanya dia selalu mengabariku kemana pun dia pergi. Tapi kali ini tidak. Aku melihat salah satu instastory dari temannya Della. Bahwa Della sedang pergi bersama Pramudya tanpa mengabariku. Aku langsung menelfon Della tetapi tak diangkat juga. Aku berusaha positif thingking. Mungkin mereka ada urusan sehingga harus buru-buru. Sampai-sampai tak sempat untuk mengabariku terlebih dahulu. Bisa saja sepulangnya mereka akan menghubungi ku. Mungkin juga Della meminta tolong Pramudya untuk mengantarkannya karena dia kan baru saja putus dari pacarnya jadi tidak ada yang bisa mengantarkannya.

Dengan tiba-tiba air mataku menetes. Padahal aku tak ingin nangis sebenarnya. Aku selalu berteriak dalam hati,

Lihat selengkapnya