~Bianca Beladina
Parkiran-Kantin-Kantor, rute favouriteku jalan menuju kantor. Karena dapat memangkas waktu lebih cepat. Selain itu, aku memang suka melewati kantin. Aku dapat melihat bibi kantin sibuk mempersiapkan makanan kantinnya yang akan dijual. Yang lebih ku suka adalah mencium aroma wangi masakan Bibi. Aku tak sabar menyantapnya pagi ini.
"Pagi Bibi ku yang cantik.... Nasi goreng enak kesukaan ku sudah siap sedia belum?" Aku berteriak menyapa Bibi Kantin dari kejauhan sembari jalan cepat menuju meja makan kantin.
"Nasi Goreng dengan telur mata sapi setengah matang tak pakai timun tambahkan sedikit saus sambal di atas telur sudah siap saji Neng." Balas Bibi Kantin dengan girang mengantarkan makananku. Sepertinya sudah sangat hapal dengan menu-menu kesukaanku. Kami saling bertatapan, yang menumpahkan tawa geli.
Ku lihat sekitar masih sangat sepi. Lalu aku mengangkat tangan kiriku, masih jam 7.15 rupanya. Saat berangkat dari rumah aku memang tak melihat jam lagi, aku langsung saja pergi dan tak berpamitan. Aku sangat tidak menyukai suasana pagi yang sudah di bumbui dengan amarah ibuku. Satu anak salah, segala anak ikut menjadi bahan ocehan.
"Ga terasa ya neng, sudah dua minggu neng bekerja di sini. Bagaimana menurut neng? Apakah neng betah? Atau bagaimana?" Tanya Bibi kantin yang tengah membersihkan meja makan yang lain. Bibi kantin memang tempat mengobrol ku di tempat kerja. Aku kurang akrab dengan karyawan kantor yang lain. Entah apa hanya perasaan ku saja, aku tak bisa mengikuti style mereka, sehingga tak nyaman untuk bergabung atau sekedar nimbrung ngobrol. High class no look at price tag. Itu yang aku pikirkan. Sedangkan dengan yang di lapangan, aku jarang bertemu, waktu ku banyak ku habiskan di dalam kantor, di belakang meja yang menjadi meja aktivitas favouriteku.
"Hemm.. InsyaAllah betah Bik. Bekerja di sini enak kok bik. Orangnya pada baik, Semuanya ngebimbing dengan sabar, yang lebih enak lagi bisa makan nasi goreng buatan bibi yang enak." Aku menggoda bibi kantin. "Dan yang penting lagi, kita bekerja mendapatkan duit bi". Tawa kami memecahkan keheningan pagi itu. Bibi kantin memang teman yang seru untuk menciptakan gelak tawa setiap saat kami bertemu.
******
Aku menatap mejaku, benar kata bibi kantin aku sudah dua minggu bekerja di sini. Setelah 3 bulan harus bosan menganggur di rumah. Menjadi staff accounting, posisi yang memang aku inginkan sejak SMA. Alhamdulillah lagi-lagi Tuhan mewujudkan impianku. Meski hanya di perusahaan yang tidak berskala besar. Aku sudah sangat bersyukur. Aku harus bersemangat setiap hari.
Dari ruanganku sedikit terlihat pintu Manajer HRD terbuka dan seseorang keluar dari balik pintu. Felix. Bibi kantin tadi berkata kalau pagi ini Felix berangkat lebih dahulu daripada aku. Tumben sekali, bahkan biasanya sudah jam 8 saja Felix belum terlihat di posisi kerjanya.